Sampah di Jalan Bahari Diduga Ulah Pedagang |
Sisis Lain Jalan Bahari Yang Tampak Bersih |
POLEWALITERKINI.NET - Persoalan sampah terus menjadi perbincangan di kota Polewali Kabupaten Polewali Mandar Belum cukup seminggu berlalu, warga mengeluhkan kotornya pantai Bahari akibat sampah pedagang yang ditinggal berserakan di badan jalan.
kali ini keluhan serupa datang kembali, Ironisnya keluhan warga itu kembali terjadi dititik yang sama atau dipantai Bahari. Dimana sampah plastik sisa pedagang kembali ditemukan berserakan oleh pejalan kaki yang kebetulan memanfaatkan waktu olahraga mereka disana, pada Minggu pagi, 09 Juli 2017.
M Taslim kepada grup pewarta menyatakan kesal akibat ulah para pedagang membuang sampah seenaknya di badan jalan pantai Bahari.
Terlihat beberapa jenis sampah seperti plastik, tissue, dan bungkusan rokok tercecer dimana-mana yang mengurangi keindahan kota yang bersolek untuk masuk nominasi peraih adipura tahun ini.
"Tolong kepada pihak yang berwenang menjaga kebersihan kota agar mengarahkan kepada penjual, karena kalau begini kotornya, mungkin Polman tidak layak dapat sertifikat Adipura." Bebernya.
Hal ini tidak sejalan dengan program Pemerintah Kota Polman yang disebut dengan SIORONGI. Padahal, program itu digagas untuk mempercepat terwujudnya kota bersih, asri, dan sehat. SIORONGI adalah singkatan dari Aksi Lorong Minggu Pagi yang digagas Pemkab untuk mendorong partisipasi masyarakat mulai dari bawah untuk mewujudkan lingkungan bersih, indah, sehat dan aman dalam upaya memacu masyarakat disetiap kelurahan untuk turut serta dalam menjaga dan menata lingkungannya.
Saat pertama program itu di launching pada bulan April 2017, Asisten I Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan rakyat Darwin Badaruddin mengatakan, program itu diharapkan berperan maksimal dalam penataan lingkungan sekitar sehingga gelar piala Adipura dapat segera diwujudkan.
"Inilah kelebihan dari program ini, kita akan turun setiap Minggu pagi. Pak Bupati sendiri akan turun langsung melihat guna mengetahui kondisi dilapangan seperti apa masalah yang terjadi yang kaitannya dengan penataan dan kebersihan lingkungan." Ujar Darwin saat itu.
SIORONGI kata Darwin dalam konteks sosial budaya masyarakat mandar bermakna saling dukung, saling bantu dalam menghadapi dan mengatasi masalah.
Sementara Lurah Polewali Stephanus mengatakan SIORONGI adalah kegiatan yang sangat bagus. Aksi Lorong Minggu Pagi merupakan komitmen pemerintah dengan masyarakat serta kelompok pemuda pantai Bahari sebagai ujung tombak dan inisiator kegiatan tersebut.
"Kami sangat mengapresiasi kepada masyarakat dan kelompok pemuda pantai bahari yang rela ikhlas dengan kemauan sendiri berinisiatif melaksanakan kegiatan tersebut, bukan hanya ingin meraih Adipura dengan penataan lorong lorong menjadi lorong wisata, lorong garden dan lorong hijau tetapi diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang BERSIH, INDAH, SEHAT, AMAN, (BISA). Selain itu diharapkan mampu meningkatkan sumber daya ekonomi masyarakat dengan adanya masakan atau kuliner di pantai bahari," tutur Stephanus.
Ia berharap SIORONGNGI bisa menjadi virus dan diterapkan di lingkungan lain di seluruh kelurahan yang ada di kabupaten Polman. Budaya gotong royong yang tadinya hampir punah di daerah perkotaan bisa kembali terlihat dalam kegiatan itu.
"Untuk Kelurahan Polewali kami ada 7 lingkungan, beberapa minggu ini baru 3 lingkungan yang aktif dalam kegiatan, Insya Allah kami tetap berupaya agar semua lingkungan yang ada BISA menerapkan Program ini," bebernya.
Stephanus tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada BUPATI POLMAN dan segenap SKPD terkait atas support yang begitu luar biasa, mampu memberikan semangat secara langsung kepada masyarakat dan kelompok pemuda kami di Kelurahan Polewali.
Namun keterangan yang disampaikan para pemangku kepentingan diatas hanya isapan jempol belaka. Buktinya, kesadaran masyarakat tentang menjaga lingkungan sama sekali tidak menunjukkan perubahan dengan ditemukannya kasus-kasus seperti ini, padahal program SIORONGI sudah tiga bulan berlalu.
kali ini keluhan serupa datang kembali, Ironisnya keluhan warga itu kembali terjadi dititik yang sama atau dipantai Bahari. Dimana sampah plastik sisa pedagang kembali ditemukan berserakan oleh pejalan kaki yang kebetulan memanfaatkan waktu olahraga mereka disana, pada Minggu pagi, 09 Juli 2017.
M Taslim kepada grup pewarta menyatakan kesal akibat ulah para pedagang membuang sampah seenaknya di badan jalan pantai Bahari.
Terlihat beberapa jenis sampah seperti plastik, tissue, dan bungkusan rokok tercecer dimana-mana yang mengurangi keindahan kota yang bersolek untuk masuk nominasi peraih adipura tahun ini.
"Tolong kepada pihak yang berwenang menjaga kebersihan kota agar mengarahkan kepada penjual, karena kalau begini kotornya, mungkin Polman tidak layak dapat sertifikat Adipura." Bebernya.
Hal ini tidak sejalan dengan program Pemerintah Kota Polman yang disebut dengan SIORONGI. Padahal, program itu digagas untuk mempercepat terwujudnya kota bersih, asri, dan sehat. SIORONGI adalah singkatan dari Aksi Lorong Minggu Pagi yang digagas Pemkab untuk mendorong partisipasi masyarakat mulai dari bawah untuk mewujudkan lingkungan bersih, indah, sehat dan aman dalam upaya memacu masyarakat disetiap kelurahan untuk turut serta dalam menjaga dan menata lingkungannya.
Saat pertama program itu di launching pada bulan April 2017, Asisten I Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan rakyat Darwin Badaruddin mengatakan, program itu diharapkan berperan maksimal dalam penataan lingkungan sekitar sehingga gelar piala Adipura dapat segera diwujudkan.
"Inilah kelebihan dari program ini, kita akan turun setiap Minggu pagi. Pak Bupati sendiri akan turun langsung melihat guna mengetahui kondisi dilapangan seperti apa masalah yang terjadi yang kaitannya dengan penataan dan kebersihan lingkungan." Ujar Darwin saat itu.
SIORONGI kata Darwin dalam konteks sosial budaya masyarakat mandar bermakna saling dukung, saling bantu dalam menghadapi dan mengatasi masalah.
Sementara Lurah Polewali Stephanus mengatakan SIORONGI adalah kegiatan yang sangat bagus. Aksi Lorong Minggu Pagi merupakan komitmen pemerintah dengan masyarakat serta kelompok pemuda pantai Bahari sebagai ujung tombak dan inisiator kegiatan tersebut.
"Kami sangat mengapresiasi kepada masyarakat dan kelompok pemuda pantai bahari yang rela ikhlas dengan kemauan sendiri berinisiatif melaksanakan kegiatan tersebut, bukan hanya ingin meraih Adipura dengan penataan lorong lorong menjadi lorong wisata, lorong garden dan lorong hijau tetapi diharapkan mampu menciptakan lingkungan yang BERSIH, INDAH, SEHAT, AMAN, (BISA). Selain itu diharapkan mampu meningkatkan sumber daya ekonomi masyarakat dengan adanya masakan atau kuliner di pantai bahari," tutur Stephanus.
Ia berharap SIORONGNGI bisa menjadi virus dan diterapkan di lingkungan lain di seluruh kelurahan yang ada di kabupaten Polman. Budaya gotong royong yang tadinya hampir punah di daerah perkotaan bisa kembali terlihat dalam kegiatan itu.
"Untuk Kelurahan Polewali kami ada 7 lingkungan, beberapa minggu ini baru 3 lingkungan yang aktif dalam kegiatan, Insya Allah kami tetap berupaya agar semua lingkungan yang ada BISA menerapkan Program ini," bebernya.
Stephanus tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada BUPATI POLMAN dan segenap SKPD terkait atas support yang begitu luar biasa, mampu memberikan semangat secara langsung kepada masyarakat dan kelompok pemuda kami di Kelurahan Polewali.
Namun keterangan yang disampaikan para pemangku kepentingan diatas hanya isapan jempol belaka. Buktinya, kesadaran masyarakat tentang menjaga lingkungan sama sekali tidak menunjukkan perubahan dengan ditemukannya kasus-kasus seperti ini, padahal program SIORONGI sudah tiga bulan berlalu.
Laporan : Erwin Setiawan