Ilustrasi |
Menurut pengusaha pejempuran ikan, Yunus, sudah sepekan garam langka didapatkan di pasaran. Bahkan untuk satu zak berisi 50 kilogram sudah tembus Rp 200 ribu rupiah dari sebelumnya hanya Rp. 50 ribu rupiah per zak. Sehingga aktivitas penjemuran ikan kering berhentikan sementara.
"Ikan nelayan kebanyakan dibuang ke laut dan biarkan saja membusuk, karena tidak ada garam digunakan untuk dijemur ikan. Bila dua pekan lalu harga garam naik sebesar Rp 180 ribu rupiah per zak dari pedagang. Namun sekarang tidak ada lagi garam dijual." Sebut, Sabtu (12/8).
Yunus, menjelaskan mahalnya harga garam membuat pengusaha ikan kering perairan kecamatan Binuang, Kabupaten Polman mengurangi vorsi garamnya. Dimana biasanya dalam satu kabus ikan sebanyak 2 liter garam sekarang tinggal setengah liter garam.
"Semua jenisnya ikan yang dijemur, dikurangi garamnya. Sehingga ikan bisa dijual ke pasar untuk menutupi biaya operasional dan kerugian pelaku usaha penjemuran ikan kering." Katanya.
Laporan : Nadi