Ketua Alishter, Mulyadi Betteng Gelar Jumpa Pers di Hotel Lilianto Polewali |
POLEWALITERKINI.NET - Ketua Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter), Mulyadi Betteng serukan bahaya penggunaan Herbisida Racun Rumput Cair dan mengatasi Gulma (Rumput) pengganggu tanpa zat berbahaya yang ramah lingkungan.
Dengan melibatkan 100 orang petani dari gabungan kelompok tani, merka mengikuti pelatihan di Hotel Lilianto Polewali. Rabu, 30 Agustus 2017.
Ketua Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter), Mulyadi Betteng mengatakan, tujuan pelatihan ini agar bahaya penggunaan Herbisida racun rumput cair terhadap struktur tanah bisa dipahami para petani dan masyarakat.
“Penggunaannya tak terkontaminasi dengan tanaman dan racun tersebut ramah lingkungan tetap mempertahankan struktur tanah sehingga tanaman padi, jagung, kedelei dan tanaman lainya bisa subur dan menghasilkan, sementara gulma (rumput) pengganggu dapat diatasi.” Kata Mulyadi Betteng.
100 orang petani dari gabungan beberapa kelompok Tani di Polewali Mandar yang ikut pelatihan terselenggara dan berlangsung atas kolaborasi dengan pengusaha/industri dan distributor Racun Rumput di Indonesia,
Sekitar 40-an perusahaan berhasil digalang untuk membuat Asosiasi dalam menangani terkait ancaman racun rumput terhadap keselamatan lingkungan dan alam sekitarnya termasuk pencemaraan air dan penyelamatan habitat lain.
“Dalam ekosistim yang sudah terjalin, artinya racun ini jangan menjadi pemutus matarantai.” Kata lulusan ITB Jurusan Kimia, Mulyadi Betteng.
Dia tambahkan, setelah pensiun di Kementerian Pertanian (Kementan) banyak menjalin kemitraan, termasuk Pemerintah Daerah yang memiliki potensi pertanian di Wilayah Indonsia.
“Saya kelahiran Sidrap Sulawesi Selatan, sudah menjadi kewajiban saya ke daerah asal berbagi ilmu demi kesejahteraan petani.” Ucap Mulyadi Bettemg.
Sementara itu Kontributor obat obat Pertanian Polewali Mandar, Ayub Rifai mengatakan, sebagai orang Lapangan sangat tertolong dengan kolaborasi ini, petani semakin paham teknik dan cara penggunaan obat obat kimia termasuk racun rumpu.
“Mereka diberikan pemahaman dalam pelatihan, apalagi mereka juga di Fasilitasi tangki alat semprot sehingga kami lebih muda memaparkan.” Ungkap Ayub Tifai.
Dengan melibatkan 100 orang petani dari gabungan kelompok tani, merka mengikuti pelatihan di Hotel Lilianto Polewali. Rabu, 30 Agustus 2017.
Ketua Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter), Mulyadi Betteng mengatakan, tujuan pelatihan ini agar bahaya penggunaan Herbisida racun rumput cair terhadap struktur tanah bisa dipahami para petani dan masyarakat.
“Penggunaannya tak terkontaminasi dengan tanaman dan racun tersebut ramah lingkungan tetap mempertahankan struktur tanah sehingga tanaman padi, jagung, kedelei dan tanaman lainya bisa subur dan menghasilkan, sementara gulma (rumput) pengganggu dapat diatasi.” Kata Mulyadi Betteng.
100 orang petani dari gabungan beberapa kelompok Tani di Polewali Mandar yang ikut pelatihan terselenggara dan berlangsung atas kolaborasi dengan pengusaha/industri dan distributor Racun Rumput di Indonesia,
Sekitar 40-an perusahaan berhasil digalang untuk membuat Asosiasi dalam menangani terkait ancaman racun rumput terhadap keselamatan lingkungan dan alam sekitarnya termasuk pencemaraan air dan penyelamatan habitat lain.
“Dalam ekosistim yang sudah terjalin, artinya racun ini jangan menjadi pemutus matarantai.” Kata lulusan ITB Jurusan Kimia, Mulyadi Betteng.
Dia tambahkan, setelah pensiun di Kementerian Pertanian (Kementan) banyak menjalin kemitraan, termasuk Pemerintah Daerah yang memiliki potensi pertanian di Wilayah Indonsia.
“Saya kelahiran Sidrap Sulawesi Selatan, sudah menjadi kewajiban saya ke daerah asal berbagi ilmu demi kesejahteraan petani.” Ucap Mulyadi Bettemg.
Sementara itu Kontributor obat obat Pertanian Polewali Mandar, Ayub Rifai mengatakan, sebagai orang Lapangan sangat tertolong dengan kolaborasi ini, petani semakin paham teknik dan cara penggunaan obat obat kimia termasuk racun rumpu.
“Mereka diberikan pemahaman dalam pelatihan, apalagi mereka juga di Fasilitasi tangki alat semprot sehingga kami lebih muda memaparkan.” Ungkap Ayub Tifai.
Laporan : Burhanuddin Haruna