Wartawan Membeli Kue Jualan Nenek Halijah Saat Liputan di Polres Polman |
Nenek Halijah Memungut Botol Bekas Minuman Plastik Untuk Tempat Minyak Kelapa |
POLEWALITERKINI.NET - Sapaan santun seorang nenek penjual kue saat
menawarkan dagangannya memecah kebekuan dan keheningan pagi saat dijumpai di
Mapolres Polman.
Ya…setiap pagi nenek Halijah
berkeliling kampung, dari satu RT ke RT lain sambil menjunjung barang
dagangannya untuk dijajakan ke setiap rumah dan kantoran atau siapa saja orang
yang ditemuinya dijalan.
Setiap pagi Halijah mulai pukul
06.30 Wita sampai sore, nenek Halijah
berkeliling mendatangi setiap rumah dengan membawa aneka jenis kue.
kue yang dibawa setiap hari
sekira 100 biji dan diperkirakan beratnya sekitar 20 kg. Beban tersebut nenek
Halijah bawa sendiri dengan ditaruh di atas kepalanya, benar-benar nenek yang
luar biasa.
Kue-kue yang dijajakan Halijah
bervariasi dan semuanya bernuansa tradisional atau kue rakyat. Ada Sambusa, kue
Bandang Lojo, Jalangkote, Onde onde, Kue-kue tersebut dipatok harganya Rp. 5000
empat biji, ada juga yang harganya Rp 1000.
"Kue yang bawa ini punyanya tetangga yang saya jualkan,
keuntungannya dibagi hasil, kalau kue habis biasa dapat untung Rp. 20 ribu, hanya
modal kemauan, tenaga dan kepercayaan." Kata Halijah.
Semenjak suaminya meninggal dunia
beberapa tahun lalu, berjualan kue menjadi tumpuannya menyambung hidup.
”Saya berjualan sudah hampir 5 tahun hingga saat ini. semenjak suami
saya meninggal beberapa tahun lalu berjualan kue menjadi penopang ekonomi
keluarga.” Cerita nenek Halijah.
Selain itu, kata dia, berjualan
kue keliling lebih menguntungkan daripada harus menjadi pembantu atau kuli cuci
karena dari hasil berjualan kue keliling uangnya bisa diputar lagi. Atau bisa mendapatkan
keuntungan dan menutupi kebutuhan.
”Yang penting halal dan berkah.” pungkas Halijah
Nenek Halijah berdomisili di
Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali.
"Saya tinggal dekat kantor daerah, nak." Cerita nenek
Halijah semangat.
Ia menambahkan hasil dari
berjualan kue dirasakan cukup membantu ekonomi keluarga, bahkan dari hasil
penjualan kue, Halijah bisa menyekolahkan seorang cucunya dibangku sekolah
dasar.
”Tapi sayang cucu saya banyak yang putus sekolah, mereka lebih memilih
cari kerja." Ucapnya.
Semenjak suaminya meninggal
dunia, nenek Halijah menjadi orang tua single bagi ke 5 anaknya. selain sebagai
seorang Ibu yang merawat anaknya dia juga berposisi sebagai tulang punggung
yang mencari nafkah bagi anaknya. Kedua peran ini dijalani Halijah dengan
ikhlas dan sabar.
"Sekarang anak saya sudah berkeluarga semua, seat ini saya tinggal
sama 3 orang cucu dan anak perempuan saya yang berstatus janda." Katanya
Halijah menjelaskan dirinya
memang ada keinginan untuk menjual semua kue dari hasil buatannya sendiri, tapi
apa dikata modalnya tidak ada. Dia juga sudah berusaha untuk mencari pinjaman
modal dari tetangga tapi tidak dapat.
”Memang susah cari modal kalau tidak punya jaminan, jangankan pinjam ke
bank ke tetangga saja kalau tidak ada jaminan susahnya minta ampun.”
Ucapnya.
Sedangkan mengenai bantuan dari
pemerintah, menurut nenek Halijah dia tidak tahu sama sekali kalau pemerintah
menyalurkan bantuan berupa kredit lunak atau pinjaman bergulir buat usaha atau
apa yang namanya kredit usaha rakyat.
Setahu Halijah pemerintah
tugasnya hanya bikin KTP dan bagi beras di kelurahan.
"Jangankan dapat bantuan modal uang, beras raskin (Rastra ) saja
sudah 1 tahun lebih saya tidak dapat waktu saya protes katanya nama saya sudah
ditukar." Ujarnya memelas.
Ternyata masih ada orang seperti
nenek ijah dengan kegigihannya berusaha memberdayakan keluarganya seorang diri
tanpa ada bantuan dari tetangga atau pemerintah. Nek Ijah pantas disejajarkan
dengan perempuan-perempuan dengan kegigihanya merubah dunia dengan harapan
hari esok pasti lebih baik dari hari ini.
"Baru baru ini saya sakit rematik dan kaki kram tapi mau apalagi, Insha
Allah tuhan beri kekuatan." Katanya.
Laporan : Z Ramadhana.