POLEWALITERKINI.NET – Tangkal faham radikalisme dan terorisme, Polres Polman menggelar Focus Group Discussi (FGD) bersama puluhan siswa menengah dari empat sekolah di kota Polewali, yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, dan SMKN 1, Rabu 20 Agustus 2017.
Kegiatan ini berlangsung di ruang rupatama Mapolres Polman dihadiri sejumlah bhabinkamtibmas dan bertindak sebagai pemateri Waka Polres Kompol Aska Mappe, Kasat Intelkam AKP Syafwan dan Staf MUI Kemenag Polman, Subhan.
Kompol Aska Mappe dalam materinya meminta para siswa berkomitmen dan sepakat untuk menangkal masuknya paham radikalisme serta menginformasikan kepada aparat penegak hukum dan keamanan lainnya jika menemukan atau mengetahui adanya paham radikalisme.
"Sulitnya mendeteksi aksi terorisme karena pergerakannya terselubung, marilah kita bersama menolak radikalisme agar tercipta Polman yang aman dan kondusif." Kata Wakapolres Polman, Kompol Aska Mappe.
Segala paham yang bertentangan dengan hukum maupun tatanan sosial budaya adalah paham radikal. Kata Aska salah satu penyebab utama faham radikalisme adalah faktor ekonomi ditunjang dengan kurangnya pemahaman agama.
"Biasanya mereka mengiming-imingi menanggung biaya hidup anak istrinya jika mau menjadi pelaku terorisme." Ungkap Kompol Aska Mappe di depan para peserta FGD.
Pemateri lainnya, Syahwan menjelaskan mengantisipasi radikalisme harus dimulai dari semua lini dalam elemen masyarakat seperti sekolah, kantor dan lainnya.
"Kelompok radikal ini bisa dibasmi asalkan kita berpegang teguh menolak radikalisme mulai dari sekarang." Kata Perwira Tiga Balok Yang Sekarang Menjabat Kasat IPP Polres Polman.
Sementara itu perwakilan Kemenag Polman, Subhan membenarkan jika salah satu penyebab radikalisme adalah faktor ekonomi, olehnya ia berharap penolakan aliran sesat ini harus terus digelorakan.
"Bangsa pemarah adalah bangsa yang lapar, jadi kalau suka demo demo itu biasanya lapar, inilah yang harus kita tangani." Terang perwakilan Kemenang Polman, Subhan.
Lanjutnya, pengaruh media sosial juga sangat berpengaruh dalam memicu aksi radikal, utamanya berita yang belum tentu kebenarannya, untuk itu ia berharap para siswa tidak asal share di dunia maya.
"Di jaman modern ini reprensentasi diri kita di dunia maya sudah seperti perlakuan kita di dunia nyata, di media sosial jangan asal bikin status apalagi menshare berita hoax, yang rentan memicu kegaduhan." Katanya.(*)
Kegiatan ini berlangsung di ruang rupatama Mapolres Polman dihadiri sejumlah bhabinkamtibmas dan bertindak sebagai pemateri Waka Polres Kompol Aska Mappe, Kasat Intelkam AKP Syafwan dan Staf MUI Kemenag Polman, Subhan.
Kompol Aska Mappe dalam materinya meminta para siswa berkomitmen dan sepakat untuk menangkal masuknya paham radikalisme serta menginformasikan kepada aparat penegak hukum dan keamanan lainnya jika menemukan atau mengetahui adanya paham radikalisme.
"Sulitnya mendeteksi aksi terorisme karena pergerakannya terselubung, marilah kita bersama menolak radikalisme agar tercipta Polman yang aman dan kondusif." Kata Wakapolres Polman, Kompol Aska Mappe.
Segala paham yang bertentangan dengan hukum maupun tatanan sosial budaya adalah paham radikal. Kata Aska salah satu penyebab utama faham radikalisme adalah faktor ekonomi ditunjang dengan kurangnya pemahaman agama.
"Biasanya mereka mengiming-imingi menanggung biaya hidup anak istrinya jika mau menjadi pelaku terorisme." Ungkap Kompol Aska Mappe di depan para peserta FGD.
Pemateri lainnya, Syahwan menjelaskan mengantisipasi radikalisme harus dimulai dari semua lini dalam elemen masyarakat seperti sekolah, kantor dan lainnya.
"Kelompok radikal ini bisa dibasmi asalkan kita berpegang teguh menolak radikalisme mulai dari sekarang." Kata Perwira Tiga Balok Yang Sekarang Menjabat Kasat IPP Polres Polman.
Sementara itu perwakilan Kemenag Polman, Subhan membenarkan jika salah satu penyebab radikalisme adalah faktor ekonomi, olehnya ia berharap penolakan aliran sesat ini harus terus digelorakan.
"Bangsa pemarah adalah bangsa yang lapar, jadi kalau suka demo demo itu biasanya lapar, inilah yang harus kita tangani." Terang perwakilan Kemenang Polman, Subhan.
Lanjutnya, pengaruh media sosial juga sangat berpengaruh dalam memicu aksi radikal, utamanya berita yang belum tentu kebenarannya, untuk itu ia berharap para siswa tidak asal share di dunia maya.
"Di jaman modern ini reprensentasi diri kita di dunia maya sudah seperti perlakuan kita di dunia nyata, di media sosial jangan asal bikin status apalagi menshare berita hoax, yang rentan memicu kegaduhan." Katanya.(*)