POLEWALITERKINI.NET - Mewujudkan kesadaran, pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar, Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar menggelar pembekalan Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat).
Tak hanya kepada peserta namun Gema Cermat ini juga ditujukan kepada pemegang kebijakan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Kegiatan ini diikuti ratusan peserta terdiri dari organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sulbar, Insan Pers, sejumlah majelis taklim dan tokoh masyarakat di aula Hotel Lilianto. Kamis, 12 Oktober 2017.
Kepala Dinkes Sulbar, dr. Achmad Azis mengungkapkan, Gema Cermat merupakan upaya sosialisasi penggunaan obat secara tepat dan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan dalam periode waktu yang memenuhi syarat.
"Gema Cermat dilaksanakan karena berbagai hal seperti kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengobatan, tingginya promosi obat oleh produsen dan kurangnya informasi dari tenaga kesehatan." Jelas Kepala Dinkes Sulbar, dr Achmad Azis.
Selain itu, kata dia, kegiatan Gema Cermat juga mengajarkan masyarakat cara mengenali jenis obat berdasarkan logo berwarna pada kemasan seperti warna hijau menandakan obat bebas, warna biru obat bebas terbatas, warna merah dan tertera huruf K berarti obat keras, dan warna putih ada logo garis merah horizontal dan vertikal berarti jenis narkotika.
"Masyarakat harus pintar mengenali jenis obat berdasarkan logo berwarnanya, saat ini sudah ada dua apotik kita tutup di Mamuju karena menjual bebas obat daftar G." Tandasnya
Sementara itu Staf Farmasi Kemenkes, Yeni menuturkan ramuan tradisional yang di konsumsi masyarakat maupun obat konvensional harus selalu bertanya ke Apoteker sebelum diminum, Karena dosis obat untuk orang gemuk dan kurus itu beda. Kata dia, obat tradisional yang ditanam sendiri dan diramu sendiri lebih aman Langsung diminum lantaran belum terkontaminasi dengan zat kimia lainnya.
"Seperti minuman kopi mengandung kafein tidak semua obat bersahabat dengan kopi, contohnya obat osteoporosis meminumnya dengan kopi penyerapan obatnya itu hilang 60 persen." Jelas Yeni.
Ditempat yang sama, anggota DPR RI perwakilan Sulbar, Andi Ruskati Ali Baal mengajak masyarakat selalu menerapkan pola hidup sehat sesuai anjuran dan prosedur yang ada.
"Termasuk bagaimana menggunakan jamban yang baik, meminum obat berdasarkan anjuran medis dan memberikan ASI eksklusif kepada bayi." ucapnya.
Menjadi narasumber dalam kegiatan ini Andi Ruskati Ali Baal anggota DPR RI, Kepala Dinkes Sulbar Achmad Azis, dan dua orang Staf Farmasi Kemenkes Yeni dan Apriandi.
Tak hanya kepada peserta namun Gema Cermat ini juga ditujukan kepada pemegang kebijakan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Kegiatan ini diikuti ratusan peserta terdiri dari organisasi profesi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sulbar, Insan Pers, sejumlah majelis taklim dan tokoh masyarakat di aula Hotel Lilianto. Kamis, 12 Oktober 2017.
Kepala Dinkes Sulbar, dr. Achmad Azis mengungkapkan, Gema Cermat merupakan upaya sosialisasi penggunaan obat secara tepat dan rasional apabila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhan dalam periode waktu yang memenuhi syarat.
"Gema Cermat dilaksanakan karena berbagai hal seperti kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pengobatan, tingginya promosi obat oleh produsen dan kurangnya informasi dari tenaga kesehatan." Jelas Kepala Dinkes Sulbar, dr Achmad Azis.
Selain itu, kata dia, kegiatan Gema Cermat juga mengajarkan masyarakat cara mengenali jenis obat berdasarkan logo berwarna pada kemasan seperti warna hijau menandakan obat bebas, warna biru obat bebas terbatas, warna merah dan tertera huruf K berarti obat keras, dan warna putih ada logo garis merah horizontal dan vertikal berarti jenis narkotika.
"Masyarakat harus pintar mengenali jenis obat berdasarkan logo berwarnanya, saat ini sudah ada dua apotik kita tutup di Mamuju karena menjual bebas obat daftar G." Tandasnya
Sementara itu Staf Farmasi Kemenkes, Yeni menuturkan ramuan tradisional yang di konsumsi masyarakat maupun obat konvensional harus selalu bertanya ke Apoteker sebelum diminum, Karena dosis obat untuk orang gemuk dan kurus itu beda. Kata dia, obat tradisional yang ditanam sendiri dan diramu sendiri lebih aman Langsung diminum lantaran belum terkontaminasi dengan zat kimia lainnya.
"Seperti minuman kopi mengandung kafein tidak semua obat bersahabat dengan kopi, contohnya obat osteoporosis meminumnya dengan kopi penyerapan obatnya itu hilang 60 persen." Jelas Yeni.
Ditempat yang sama, anggota DPR RI perwakilan Sulbar, Andi Ruskati Ali Baal mengajak masyarakat selalu menerapkan pola hidup sehat sesuai anjuran dan prosedur yang ada.
"Termasuk bagaimana menggunakan jamban yang baik, meminum obat berdasarkan anjuran medis dan memberikan ASI eksklusif kepada bayi." ucapnya.
Menjadi narasumber dalam kegiatan ini Andi Ruskati Ali Baal anggota DPR RI, Kepala Dinkes Sulbar Achmad Azis, dan dua orang Staf Farmasi Kemenkes Yeni dan Apriandi.
Laporan : Erwin Setiawan.