Rodrigo Asal Colombia Bincang Bersama Pengelolah Warung Kopi |
POLEWALITERKINI.NET – Kehadiran warga Colombia bakal warnai 21 tempat wisata ngopi di Kota Pekkabata, Poleali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Keberadaannya special menggarap dan meracik rasa kopi beraroma Arabica asal Kabupaten Mamasa.
"Pasar luar negeri seperti di negara saya sudah kami promosi." Kata Roadrigo ketika ditemui di Kedai kopi 89 bersama Rian Riandana karyawan PT Olant Indonesia. Kamis, 4 Oktober 2017.
Rian Riandana adalah salah satu karyawan PT Olant Indonesia yang mengembangkan jenis kopi Arabica Mamasa di Kecamatan Sumarorong. Pria asal Lombok ini beberapa tahun mangkal di Polewali Mandar memperkuat Skuad Promosi Kopi Mamasa berkolaborasi dengan Roadrigo.
Bahkan produk kopi sudah tembus kepasaran Amerika, Swiss, Singapura, Malaysia serta Australia dengan merek prodak kopi tampa gula jenis Arabica Mamasa.
Dikatakannya, untuk menjaga produk ini pihaknya sudah membagikan bibit kepada para petani kopi, berharap nantinya setelah tanaman kopi ini produksi pihaknya kembali membeli beli biji kopi untuk diracik. Kata Rian Riandana.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemilik kedai kopi 89, Muh. Subaer alias Abba mengatakan, potensi pendapatan wisata ngopi di Polewali Mandar menjanjikan. Kata dia, setiap malam rata rata 30 - 50 gelas kopi diminum pengunjung, sementara kopi keliling stang by di alun alun pada malam minggu tembus hingga 75 gelas.
“Pergelas Rp. 10 ribu rupiah, kami punya mesin sangrai kopi siap disedu siap disajikan kadang kehabisan stok untuk jenis kopi tertentu, sehingga kami berkesimpulan Ide wisata ngopi sudah jalan dan dengan hadirnya pemerhati kopi Mamasa, membantu pengusaha warkop bangkitkan ekonomi kerakyatan, seperti Roadrigo dari Colombia memasarkan ke Manca Negara.” Kata Muh Subaer alia Abba.
Tak hanya itu, tanaman kopi Robusta Indonesia lokal Polewali Mandar yang tumbuh pada ketinggian di bawah 1000 memiliki aroma dan rasa khas untuk kemudian dipromosikan ke luar Negeri atau Mancanegara.
“Ia, berada di Desa Kurrak, Kecamatan Tapango, Desa Pulliwa, Lenggo, Patambanua Kecamatan Bulo dan Matangnga. Jenis kopi ini sudah diuji coba dari hasil panen mantan kades di Desa Pasiang, Kecamatan Matakali, aroma dan rasanya memiliki ciri khas dan ini perlu promosi.” Kata Abba.
"Pasar luar negeri seperti di negara saya sudah kami promosi." Kata Roadrigo ketika ditemui di Kedai kopi 89 bersama Rian Riandana karyawan PT Olant Indonesia. Kamis, 4 Oktober 2017.
Rian Riandana adalah salah satu karyawan PT Olant Indonesia yang mengembangkan jenis kopi Arabica Mamasa di Kecamatan Sumarorong. Pria asal Lombok ini beberapa tahun mangkal di Polewali Mandar memperkuat Skuad Promosi Kopi Mamasa berkolaborasi dengan Roadrigo.
Bahkan produk kopi sudah tembus kepasaran Amerika, Swiss, Singapura, Malaysia serta Australia dengan merek prodak kopi tampa gula jenis Arabica Mamasa.
Dikatakannya, untuk menjaga produk ini pihaknya sudah membagikan bibit kepada para petani kopi, berharap nantinya setelah tanaman kopi ini produksi pihaknya kembali membeli beli biji kopi untuk diracik. Kata Rian Riandana.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemilik kedai kopi 89, Muh. Subaer alias Abba mengatakan, potensi pendapatan wisata ngopi di Polewali Mandar menjanjikan. Kata dia, setiap malam rata rata 30 - 50 gelas kopi diminum pengunjung, sementara kopi keliling stang by di alun alun pada malam minggu tembus hingga 75 gelas.
“Pergelas Rp. 10 ribu rupiah, kami punya mesin sangrai kopi siap disedu siap disajikan kadang kehabisan stok untuk jenis kopi tertentu, sehingga kami berkesimpulan Ide wisata ngopi sudah jalan dan dengan hadirnya pemerhati kopi Mamasa, membantu pengusaha warkop bangkitkan ekonomi kerakyatan, seperti Roadrigo dari Colombia memasarkan ke Manca Negara.” Kata Muh Subaer alia Abba.
Tak hanya itu, tanaman kopi Robusta Indonesia lokal Polewali Mandar yang tumbuh pada ketinggian di bawah 1000 memiliki aroma dan rasa khas untuk kemudian dipromosikan ke luar Negeri atau Mancanegara.
“Ia, berada di Desa Kurrak, Kecamatan Tapango, Desa Pulliwa, Lenggo, Patambanua Kecamatan Bulo dan Matangnga. Jenis kopi ini sudah diuji coba dari hasil panen mantan kades di Desa Pasiang, Kecamatan Matakali, aroma dan rasanya memiliki ciri khas dan ini perlu promosi.” Kata Abba.
Laporan : Burhanuddin Haruna