Spanduk Penolakan Rencana Pembangunan Bandara |
Permukiman Warga di Dusun Tete Desa Paku |
Lokasi Kebun Kelapa Milik Warga |
BERITA TERKAIT : BUPATI POLMAN : BARU RENCANABELUM FIX, WARGA TOLAK BANDARA! IA CARI LOKASI LAIN...
Masyarakat yang menolak rencana
Pembangunan bandara tersebut itu, mayoritas masyarakat nelayan yang berpenghasilan menengah kebawa dan rata-rata
penghasilan mereka itu bersumber dari laut.
"Kami tidak setuju kalau ada pembangunan bandara di kampung kami,
karena pembangunan bandara tersebut akan
mengorbankan Tempat tinggal kami dan mata pencaharian disni. kami hidup beranak cucu dan tempat
kami mengais rezeki disini, karena masyarakat disekitar sini hanya bergantung
pada hasil dari laut.” Ujar Abdul
Hamid saat dikunjungi. Jumat (06/10/2017).
Lebih lanjut kata dia, pembangunan
Bandar udara internasional rencananya akan menggunakan lahan sekitar 150 Ha,
luasan lahan yang dibutuhkan itu otomatis seluruh pemukiman disini akan
tergusur.
Bukan cuma Dusun Tete saja yang
jadi korban nantinya, bahkan 2 dusun yang
berdekatan juga akan terkena dampak, yakni Dusun Balla dan Dusun Alla, dan
posisi wilayah itu memanjang mengikuti pesisir laut.
“Posisi areal lahan dengan luas 150 hektar itu memanjang, yang didalam
terdapat 3 dusun, harusnya pemerintah kaji lebih dalam sebelum membuat
perencanaannya.” Ungkap Abdul Hamid.
Ditempat yang sama salah satu
tokoh pemuda Dusun Tete, Asrul mengungkapkan, pemerintah jangan seenaknya mau
melakukan pembangunan dan mengorbankan beberapa masyarakat dan mata pencaharian
masyarakat. harusnya pemerintah lebih jelih memilih lokasi untuk dijadikan
bandara.
“Bandara ini bukan puluhan hektare lokasi yang dibutuhkan akan tetapi
ratusan hektare kalau lokasi tersebut
dekat dengan pemukiman, yang
pastinya perkampungan akan berdampak dan pasti akan digusur.” Kata tokoh
pemuda Dusun Tete, Asrul.
Atas pertimbangun itu lanjutnya,
pihaknya akan melakukan upaya dan apapun dalih pemerintah kelompoknya akan
tetap bertahan untuk menolak pembangunan bandara tersebut, ini demi
kelangsungan masa depan anak cucu di kampung
ini.
Sementara itu, Kepala Desa Paku,
Kecamatan Binuang, Syarifuddin (Latung) saat dikonfirmasi via telepon mengatakan, masyarakat
perlu mengetahui bahwa belum ada perencanaan penggusuran. Ini baru tahapan
sosialisasi.
Kata dia, setelah melakukan sosialisasi
dari rumah ke rumah pihak Pemerintah Desa sudah mendengar langsung dan ada yang
menolak begitupun menerima. Semuanya harus di komunikasikan.(*)