 |
| Objek Wisata Limbong Sitodo, foto Pattae.com |
 |
| Tampak Objek Wisata Limbong Sitodo, foto gocelebes.com |
POLEWALITERKINI.NET - Saat musim liburan tiba, pemandian alam Limbong Sitodo selalu dipadati pengunjung. Panorama alam yang indah dan kesejukan air yang bening menjadikan Limbong Sitodo sebagai salah satu alternative objek wisata lokal unggulan di Kabupaten Polman.
Apalagi pada musim buah tempat ini biasanya padat pengunjung sambil menikmati aneka buah seperti durian, langsat dan rambutan, mengingat di sekitar kawasan ini banyak kebun-kebun buah milik warga setempat.
Namun itu dahulu, kini objek wisata Limbong Sitodo yang berada di Kelurahan Anreapi sudah sepi dan hampir tak ada geliat ditambah lagi sejumlah fasilitas disana seperti gazebo dan mesjid sudah nyaris lenyap hampir tak berbekas karena bencana alam.
"Kemarin ada dampak alam luapan air sungai mengakibatkan banjir sehingga fasilitas mesjid dan gazebo bergeser, dan gazebo tersisa tinggal satu itupun rimbanya tak tahu kemana." Ungkap Muhammad Saleh Mantan Pelaksana Tugas Kepala Kelurahan Anreapi.
Selain itu, kata dia, alasan lain sehingga objek wisata sungai Limbong Sitodo mati suri karena adanya konflik antar pemilik lahan di sekitar akses menuju objek wisata tersebut.
"Kita sudah pernah adakan rapat di kantor lurah, kita panggil pemilik lahan supaya mereka bisa saling mengerti, tapi tidak ada titik temu, iya.beginilah Limbong Sitodo mati suri." Jelas Muhammad Saleh.
Dia katakan, satu-satunya cara supaya objek wisata Limbong Sitodo kembali menggeliat, perlu adanya intervensi Pemkab dengan membeli lahan atau perkebunan warga setempat.
"Kecuali kalau pemerintah mau beli, itupun kalau warga mau jual lahannya." Ujar Muhammad Saleh.
Sementara itu Kepala Seksi Pengembangan, Promosi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispop) Polman, Ridwan mengatakan, pihaknya sebelumnya sudah pernah membentuk kelompok sadar wisata bersama masyarakat pemilik lahan namun tidak ada yang akur.
"Bahkan warga pemilik lahan membuat palang masing masing sepanjang jalan yang dilewati menuju objek wisata Limbong Sitodo." Katanya.
Apalagi pada musim buah tempat ini biasanya padat pengunjung sambil menikmati aneka buah seperti durian, langsat dan rambutan, mengingat di sekitar kawasan ini banyak kebun-kebun buah milik warga setempat.
Namun itu dahulu, kini objek wisata Limbong Sitodo yang berada di Kelurahan Anreapi sudah sepi dan hampir tak ada geliat ditambah lagi sejumlah fasilitas disana seperti gazebo dan mesjid sudah nyaris lenyap hampir tak berbekas karena bencana alam.
"Kemarin ada dampak alam luapan air sungai mengakibatkan banjir sehingga fasilitas mesjid dan gazebo bergeser, dan gazebo tersisa tinggal satu itupun rimbanya tak tahu kemana." Ungkap Muhammad Saleh Mantan Pelaksana Tugas Kepala Kelurahan Anreapi.
Selain itu, kata dia, alasan lain sehingga objek wisata sungai Limbong Sitodo mati suri karena adanya konflik antar pemilik lahan di sekitar akses menuju objek wisata tersebut.
"Kita sudah pernah adakan rapat di kantor lurah, kita panggil pemilik lahan supaya mereka bisa saling mengerti, tapi tidak ada titik temu, iya.beginilah Limbong Sitodo mati suri." Jelas Muhammad Saleh.
Dia katakan, satu-satunya cara supaya objek wisata Limbong Sitodo kembali menggeliat, perlu adanya intervensi Pemkab dengan membeli lahan atau perkebunan warga setempat.
"Kecuali kalau pemerintah mau beli, itupun kalau warga mau jual lahannya." Ujar Muhammad Saleh.
Sementara itu Kepala Seksi Pengembangan, Promosi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispop) Polman, Ridwan mengatakan, pihaknya sebelumnya sudah pernah membentuk kelompok sadar wisata bersama masyarakat pemilik lahan namun tidak ada yang akur.
"Bahkan warga pemilik lahan membuat palang masing masing sepanjang jalan yang dilewati menuju objek wisata Limbong Sitodo." Katanya.
Laporan : Z Ramadhana.
