Dandim Halangi Gabah Keluar Dari Polman |
POLEWALITERKINI.NET – Komandan Kodim (Dandim) 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto tak main main dalam menjaga ketahanan pangan di Polewali Mandar, puluhan truk pengangkut gabah asal Polman tak dibiarkan melintas ke wilayah lain.
BERITA TERKAIT : Solusi Dunk...! Potongan Timbangan Gabah Milik Petani Merugikan!
Bahkan prajurit TNI yang tergabung dalam tim Serapan Gabah Petani (SERGAP) TNI Kodim 1402/Polmas. Jumat hingga Sabtu malam, 03 Maret 2018 masih siaga di wilayah batas di Desa Paku, Kecamatan Binuang dan Palippis Kecamatan Balanipa, Polman.
Dandim 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto via telepon mengatakan, hingga siang tadi tim SERGAP TNI sudah cegat 28 truk pemuat gabah asal Polman yang ingin melintas ke Kabupaten Lain ke Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL).
“Tim SERGAP Kodim masih ada di sana itu, dari data hingga siang ini sudah ada 28 truk dengan kapasitas tiap tiap kendaraan 6-7 ton atau sekitar 84 hingga 86 karung.” Kata Dandim 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam masa ini Kodim 1402/Polmas semaksimal mungkin membantu Sub Divre Bulog Polman dalam Serapan Gabah Petani (SERGAP). Langkah ini tak berarti menghalangi beras keluar, namun gabah dipastikan tidak boleh keluar dari Polman.
“Jadi begini, bukan beras tidak boleh keluar, beras boleh keluar tapi dalam artian kesepakatan bahwa Bulog harus terlebih dahulu terpenuhi dalam artian 2 banding 3, maksudnya 2 masuk ke Bulog 3 boleh dijual keluar. Ah kalau untuk gabah itu tidak boleh memang keluar.” Tegas Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Agar tak merugikan pengurus atau pun pembeli gabah petani di Polman, pihak nya sudah mengarahkan para pembeli asal luar Kabupaten untuk menghubungi para pengusaha penggilangan Mitra Bulog yang tersebar di Kabupaten Polewali Mandar.
“Kalau untuk Gabah itu tidak boleh keluar dari Polman, tapi para pembawa gabah yang tidak boleh lewat diperbatasan sudah diarahkan itu menghubungi penggilingan, ada puluhan di Polman siap menerima.” Jelas Dandim 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Dandim lulusan AKABRI ini juga menduga akibat permainan harga gabah para pedagang asal luar Kabupaten berdampak kepada naiknya harga beras di Polewali Mandar. Mereka datang ke Polewali Mandar dengan membeli gabah di atas Rp. 5000 per Kg, sementara harga HET Pemerintah kisaran Rp. 4.600 per Kilo Gramnya.
“Kami tidak tahu mengenai potongan timbangan itu, hanya saja para pedagang dari luar Kabupaten Polman membeli Gabah Petani kiraan Rp. 5000 ke atas dan ini melebihi harga HET Pemerintah, yakni Rp. 4.600 per Kg.” Kata Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Dia tambahkan, tak melarang pengusaha dari Pinrang, Pare, Sidrap dan Kabupaten lain masuk di Polewali Mandar, hanya saja mereka harus lebih melihat kondisi warga Polman, dimana saat ini harga beras naik.
“Mereka para pedagang membeli tinggi ke petani, tapi potongan 10 Kg per karung itu saya ngak tahu, kalau kita melihat dari segi perekonomian di Polewali khususnya harga beras lagi naik. Harusnya jangan berorientasi naiknya itu kan ada sebabnya, karena memang harga gabahnya tinggi oleh pedagang yang menaikkan sepihak, Kodim hanya memastikan keterpenuhan Bulog dan jika itu tercapai dan harga beras naik Bulog bisa turun melakukan operasi pasar.” Ujar Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
BERITA TERKAIT : Solusi Dunk...! Potongan Timbangan Gabah Milik Petani Merugikan!
Bahkan prajurit TNI yang tergabung dalam tim Serapan Gabah Petani (SERGAP) TNI Kodim 1402/Polmas. Jumat hingga Sabtu malam, 03 Maret 2018 masih siaga di wilayah batas di Desa Paku, Kecamatan Binuang dan Palippis Kecamatan Balanipa, Polman.
Dandim 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto via telepon mengatakan, hingga siang tadi tim SERGAP TNI sudah cegat 28 truk pemuat gabah asal Polman yang ingin melintas ke Kabupaten Lain ke Provinsi Sulawesi Selatan (SULSEL).
“Tim SERGAP Kodim masih ada di sana itu, dari data hingga siang ini sudah ada 28 truk dengan kapasitas tiap tiap kendaraan 6-7 ton atau sekitar 84 hingga 86 karung.” Kata Dandim 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Lebih lanjut dia mengatakan, dalam masa ini Kodim 1402/Polmas semaksimal mungkin membantu Sub Divre Bulog Polman dalam Serapan Gabah Petani (SERGAP). Langkah ini tak berarti menghalangi beras keluar, namun gabah dipastikan tidak boleh keluar dari Polman.
“Jadi begini, bukan beras tidak boleh keluar, beras boleh keluar tapi dalam artian kesepakatan bahwa Bulog harus terlebih dahulu terpenuhi dalam artian 2 banding 3, maksudnya 2 masuk ke Bulog 3 boleh dijual keluar. Ah kalau untuk gabah itu tidak boleh memang keluar.” Tegas Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Agar tak merugikan pengurus atau pun pembeli gabah petani di Polman, pihak nya sudah mengarahkan para pembeli asal luar Kabupaten untuk menghubungi para pengusaha penggilangan Mitra Bulog yang tersebar di Kabupaten Polewali Mandar.
“Kalau untuk Gabah itu tidak boleh keluar dari Polman, tapi para pembawa gabah yang tidak boleh lewat diperbatasan sudah diarahkan itu menghubungi penggilingan, ada puluhan di Polman siap menerima.” Jelas Dandim 1402/Polmas, Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Dandim lulusan AKABRI ini juga menduga akibat permainan harga gabah para pedagang asal luar Kabupaten berdampak kepada naiknya harga beras di Polewali Mandar. Mereka datang ke Polewali Mandar dengan membeli gabah di atas Rp. 5000 per Kg, sementara harga HET Pemerintah kisaran Rp. 4.600 per Kilo Gramnya.
“Kami tidak tahu mengenai potongan timbangan itu, hanya saja para pedagang dari luar Kabupaten Polman membeli Gabah Petani kiraan Rp. 5000 ke atas dan ini melebihi harga HET Pemerintah, yakni Rp. 4.600 per Kg.” Kata Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Dia tambahkan, tak melarang pengusaha dari Pinrang, Pare, Sidrap dan Kabupaten lain masuk di Polewali Mandar, hanya saja mereka harus lebih melihat kondisi warga Polman, dimana saat ini harga beras naik.
“Mereka para pedagang membeli tinggi ke petani, tapi potongan 10 Kg per karung itu saya ngak tahu, kalau kita melihat dari segi perekonomian di Polewali khususnya harga beras lagi naik. Harusnya jangan berorientasi naiknya itu kan ada sebabnya, karena memang harga gabahnya tinggi oleh pedagang yang menaikkan sepihak, Kodim hanya memastikan keterpenuhan Bulog dan jika itu tercapai dan harga beras naik Bulog bisa turun melakukan operasi pasar.” Ujar Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Laporan : Sukriwandi