Angkut Material Gunakan Rakit Bambu |
POLEWALITERKINI.NET – Sepinya Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, berubah menjadi ramai pasca masuknya satuan tugas (SATGAS) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 101 Kodim 1402/Polmas.
Diketahui akses jalan menuju Desa setempat mesti menyeberang sungai dengan rakit bambu, hingga TMMD masuk penyeberangan material bangunan rumah dinas, duiker dan jamban juga harus menggunakan sarana itu.
Selaku Dansatgas TMMD, Dandim 1402/Polmas Letkol Arh Dedi Setia Arianto mengatakan, semangat prajurit TNI bersama warga desa tak surut meski pun pendistribusian material harus menggunakan rakit bambu.
“Sekitar 150 Personel Satgas TMMD masuk ke desa ini juga menggunakan rakit bambu bahkan material bangunan yang akan digunakan untuk sasaran fisik seperti semen, batu bata, seng, paralon juga menggunakan rakit bambu tersebut.” Kata Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Kondisi itu membuat tim TMMD berupaya membuatkan rakit dari 12 drum, ini disiapkan agar mampu mengangkut lebih banyak bahan material, selain itu akan diwariskan untuk digunakan warga sambil menunggu rampungnya pekerjaan jembatan gantung.
“Setelah Program TMMD usai rakit bambu drum tersebut akan diwariskan untuk warga setempat sehingga bisa digunakan oleh masyarakat sembari menunggu jembatan gantung yang sedang dibangun dan menunggu selesai dikerjakan.” Kata Letkol Dedi Setia Arianto.
Pihak TNI juga sudah berkoordinasi dengan pihak pemda polewali mandar agar pembangunan jembatan gantung yang sedang dikerjakan tersebut bisa dipercepat supaya bisa dipergunakan oleh masyarakat.
Sementara itu Sekertaris desa (Sekdes) Lenggo, Hamka (33) mengatakan, rakit drum buatan tim TMMD Kodim 1402/Polmas sudah menggunakan tali katrol dan sangat memudahkan penyeberangan setiap harinya.
“Nantinya siapa pun yang akan menyeberang sudah tidak menggunakan rakit bambu lagi karena sudah bisa menyeberang sendiri tanpa joki menggunakan tali dan katrol yang dibuat oleh kodim.” Ungkap Sekdes.
Menurut sang joki rakit bambu, Baddu (53) penyeberangan bahan material dan anggota TNI tidak dipungut biaya, kehadiran mereka untuk kepentingan masyarakat, namun masyarakat umum seperti pedagang dengan sepeda motornya dipungut biaya Rp 5000, sekali menyeberang.
“Bahan material dan pak tentara tidak bayar kalau menyeberang karena mereka datang ke sini untuk membangun di Desa kami, kami sangat bersyukur dan berterima kasih karena sudah membantu untuk memperbaiki jalan dan membuat jamban untuk warga lenggo.” Tutur Sang Joki(***)
Diketahui akses jalan menuju Desa setempat mesti menyeberang sungai dengan rakit bambu, hingga TMMD masuk penyeberangan material bangunan rumah dinas, duiker dan jamban juga harus menggunakan sarana itu.
Selaku Dansatgas TMMD, Dandim 1402/Polmas Letkol Arh Dedi Setia Arianto mengatakan, semangat prajurit TNI bersama warga desa tak surut meski pun pendistribusian material harus menggunakan rakit bambu.
“Sekitar 150 Personel Satgas TMMD masuk ke desa ini juga menggunakan rakit bambu bahkan material bangunan yang akan digunakan untuk sasaran fisik seperti semen, batu bata, seng, paralon juga menggunakan rakit bambu tersebut.” Kata Letkol Arh Dedi Setia Arianto.
Kondisi itu membuat tim TMMD berupaya membuatkan rakit dari 12 drum, ini disiapkan agar mampu mengangkut lebih banyak bahan material, selain itu akan diwariskan untuk digunakan warga sambil menunggu rampungnya pekerjaan jembatan gantung.
“Setelah Program TMMD usai rakit bambu drum tersebut akan diwariskan untuk warga setempat sehingga bisa digunakan oleh masyarakat sembari menunggu jembatan gantung yang sedang dibangun dan menunggu selesai dikerjakan.” Kata Letkol Dedi Setia Arianto.
Pihak TNI juga sudah berkoordinasi dengan pihak pemda polewali mandar agar pembangunan jembatan gantung yang sedang dikerjakan tersebut bisa dipercepat supaya bisa dipergunakan oleh masyarakat.
Sementara itu Sekertaris desa (Sekdes) Lenggo, Hamka (33) mengatakan, rakit drum buatan tim TMMD Kodim 1402/Polmas sudah menggunakan tali katrol dan sangat memudahkan penyeberangan setiap harinya.
“Nantinya siapa pun yang akan menyeberang sudah tidak menggunakan rakit bambu lagi karena sudah bisa menyeberang sendiri tanpa joki menggunakan tali dan katrol yang dibuat oleh kodim.” Ungkap Sekdes.
Menurut sang joki rakit bambu, Baddu (53) penyeberangan bahan material dan anggota TNI tidak dipungut biaya, kehadiran mereka untuk kepentingan masyarakat, namun masyarakat umum seperti pedagang dengan sepeda motornya dipungut biaya Rp 5000, sekali menyeberang.
“Bahan material dan pak tentara tidak bayar kalau menyeberang karena mereka datang ke sini untuk membangun di Desa kami, kami sangat bersyukur dan berterima kasih karena sudah membantu untuk memperbaiki jalan dan membuat jamban untuk warga lenggo.” Tutur Sang Joki(***)