Wakil Ketua PN Polewali Memberikan Takjil Kepada Bocah Pemulung |
POLEWALITERKINI.NET - Berpuasa di bulan suci Ramadhan adalah kewajiban setiap ummat muslim, begitu pun dengan Panji (11) bocah pemulung yang mengaku puasa bukan penghalang untuk tetap bekerja membantu orang tuanya.
Setiap pukul 15.00 Wita meski matahari masih terasa di ubun-ubun ketika berada ditempat terbuka, Panji bersama dengan kakak dan adik sepupunya mulai mengambil karung plastik kemudian berjalan dari tempat tinggalnya di lingkungan Perumtel Kelurahan Madatte menyusuri jalan-jalan di pusat perkantoran di Polman mencari gelas ataupun botol plastik bekas untuk dikumpulkan.
Saat di jumpai di depan Kantor Pengadilan Negeri Polewali, Panji beserta kakak sepupu dan adiknya tengah beristirahat sejenak di bawa naungan pohon. Ia menuturkan bahwa selama libur Rhamadan hari-harinya di isi dengan mencari gelas bekas dan wadah-wadah plastik lainnya untuk dikumpulkan dan di jual setelah banyak terkumpul.
"Setiap hari begini, berangkat habis Ashar sama yang lainnya juga mulai dari jalan ke rumah kita pungut gelas atau botol plastik bekas baru dibawa kembali pulang saat menjelang berbuka. Nanti banyak terkumpul baru dijual." Kata Panji bercerita kepada awak media.
Selain Panji, Salma (13), Dandi (10) juga mengerjakan seperti yang dikerjakan oleh Panji. Mereka tidak mengaku tidak malu dan tetap berpuasa meski setiap hari harus berjalan di bawah teriknya matahari di bulan suci Ramadhan.
Bahkan adik Dandi, yakni Dina yang baru berusia 3 tahun sudah ikut belajar memulung menemani kakaknya yang menggendong karung yang sudah berisi setengah nya. Sampah botol atau gelas plastik yang ada dijalan maupun ditempat yang kotor mereka kumpulkan dan berjalan sejauh lebih dari empat kilometer setiap harinya.
Dandi menyampaikan pekerjaan sebagai pemulung sudah setiap harinya ia lakukan baik di luar bulan Ramadhan, sementara adiknya Dina baru ikut-ikutan belajar.
Anak-anak pemulung ini setiap hari dijumpai di pinggir jalan protokol, depan mesjid dan jalan-jalan di dalam pusat kota bahkan terkadang mereka terlihat tertidur di atas dekker di pinggir jalan saat karung mereka sudah terlihat penuh.
Banyak masyarakat yang merasa ibah melihat Perjuangan anak-anak pemulung ini tak jarang jemaah mesjid ataupun pengendara yang melihat anak-anak ini memberi mereka uang mulai dari Rp. 2 ribuan hingga pecahan Rp. 10 ribu.
"Kasian pak anak-anak begitu kecil sudah harus bekerja, setiap hari saya lihat di jalan pungut-pungut gelas plastik bekas biar panas sekali matahari padahal kita saja yang sudah dewasa sebentar saja di luar tempat tidak terlindung sudah tidak tahan." Kata Mama Nisa.
Pengendara lainnya, Sastra yang juga prihatin dengan anak-anak pemulung tersebut. Ia menyampaikan sering mendapati anak-anak tersebut beristirahat di sekitar alun-alun Polewali dan tak jarang hingga usai magrib mereka masih di jalan.
"Saya sudah sering mengantar mereka pulang kalau saya dapat di jalan abis magrib." Ucap Sastra.
Dia menambahkan, Anak-anak ini pernah saya tanya dan semuanya sekolah nanti pulang sekolah atau libur baru mereka turun mencari gelas-gelas plastik.
Perjuangan bocah pemulung Salma (13) Siswa Madrasah Tsanawiyah DDI Manding mengisi libur selama Ramadhan dengan membantu orang tuanya mencari nafkah mengumpulkan gelas dan botol bekas di sepanjang jalan dan tempat umum di Pekkabata, Polewali Mandar.
Setiap pukul 15.00 Wita meski matahari masih terasa di ubun-ubun ketika berada ditempat terbuka, Panji bersama dengan kakak dan adik sepupunya mulai mengambil karung plastik kemudian berjalan dari tempat tinggalnya di lingkungan Perumtel Kelurahan Madatte menyusuri jalan-jalan di pusat perkantoran di Polman mencari gelas ataupun botol plastik bekas untuk dikumpulkan.
Saat di jumpai di depan Kantor Pengadilan Negeri Polewali, Panji beserta kakak sepupu dan adiknya tengah beristirahat sejenak di bawa naungan pohon. Ia menuturkan bahwa selama libur Rhamadan hari-harinya di isi dengan mencari gelas bekas dan wadah-wadah plastik lainnya untuk dikumpulkan dan di jual setelah banyak terkumpul.
"Setiap hari begini, berangkat habis Ashar sama yang lainnya juga mulai dari jalan ke rumah kita pungut gelas atau botol plastik bekas baru dibawa kembali pulang saat menjelang berbuka. Nanti banyak terkumpul baru dijual." Kata Panji bercerita kepada awak media.
Selain Panji, Salma (13), Dandi (10) juga mengerjakan seperti yang dikerjakan oleh Panji. Mereka tidak mengaku tidak malu dan tetap berpuasa meski setiap hari harus berjalan di bawah teriknya matahari di bulan suci Ramadhan.
Bahkan adik Dandi, yakni Dina yang baru berusia 3 tahun sudah ikut belajar memulung menemani kakaknya yang menggendong karung yang sudah berisi setengah nya. Sampah botol atau gelas plastik yang ada dijalan maupun ditempat yang kotor mereka kumpulkan dan berjalan sejauh lebih dari empat kilometer setiap harinya.
Dandi menyampaikan pekerjaan sebagai pemulung sudah setiap harinya ia lakukan baik di luar bulan Ramadhan, sementara adiknya Dina baru ikut-ikutan belajar.
Anak-anak pemulung ini setiap hari dijumpai di pinggir jalan protokol, depan mesjid dan jalan-jalan di dalam pusat kota bahkan terkadang mereka terlihat tertidur di atas dekker di pinggir jalan saat karung mereka sudah terlihat penuh.
Banyak masyarakat yang merasa ibah melihat Perjuangan anak-anak pemulung ini tak jarang jemaah mesjid ataupun pengendara yang melihat anak-anak ini memberi mereka uang mulai dari Rp. 2 ribuan hingga pecahan Rp. 10 ribu.
"Kasian pak anak-anak begitu kecil sudah harus bekerja, setiap hari saya lihat di jalan pungut-pungut gelas plastik bekas biar panas sekali matahari padahal kita saja yang sudah dewasa sebentar saja di luar tempat tidak terlindung sudah tidak tahan." Kata Mama Nisa.
Pengendara lainnya, Sastra yang juga prihatin dengan anak-anak pemulung tersebut. Ia menyampaikan sering mendapati anak-anak tersebut beristirahat di sekitar alun-alun Polewali dan tak jarang hingga usai magrib mereka masih di jalan.
"Saya sudah sering mengantar mereka pulang kalau saya dapat di jalan abis magrib." Ucap Sastra.
Dia menambahkan, Anak-anak ini pernah saya tanya dan semuanya sekolah nanti pulang sekolah atau libur baru mereka turun mencari gelas-gelas plastik.
Perjuangan bocah pemulung Salma (13) Siswa Madrasah Tsanawiyah DDI Manding mengisi libur selama Ramadhan dengan membantu orang tuanya mencari nafkah mengumpulkan gelas dan botol bekas di sepanjang jalan dan tempat umum di Pekkabata, Polewali Mandar.
Laporan : Z Ramadhana