Tampak Ibu ibu dan Anak anak Menggunakan Topeng Bergambar Tokoh Nasional |
Bhabinkamtibmas Pekkabata dan Darma, Brigpol Mukhlis |
Pembina Perpustakaan dan TPA Al Muhi Lingkungan Mombi, Kelurahan Darma, Arbain |
Ketua Panitia Lomba, Rahmawati |
Aneka permainan tradisional pun di pertandingkan, ada 6 macam diantaranya balap karung, majjakka, maggasing, tarik tambang dan lari menggunakan tempurung. Senin 13 Agustus 2018.
Uniknya, peserta lomba yang sebagian besar terdiri dari anak anak dan ibu rumah tangga ini menggunakan topeng bergambar wajah calon presiden dan calon wakil presiden( Capres-Cawapres) RI hingga topeng berwajah tokoh politisi dan pahlawan nasional seperti Jokowi, Jusuf Kalla, Maruf Amin, Prabowo, Megawati, Sandiaga Uno serta Jendral Sudirman.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Pekkabata dan Darma, Brigpol Mukhlis selaku panitia sekaligus inisiator penggunaan topeng politisi nasional mengatakan, perayaan HUT RI kali ini sengaja dibuat dalam balutan kearifan Lokal disertai dengan permainan yang menggunakan topeng bergambar beberapa tokoh politisi nasional.
Hal itu lanjutnya dimaksudkan untuk mengajak masyarakat lebih mencintai kearifal lokal seperti permainan tradisional yang merupakan budaya asli Indonesia pada umumnya dan secara khusus di Polewali Mandar.
"Dengan harapan budaya permainan tradisional tetap lestari dan tidak tergerus oleh perkembangan arus globalisasi." Ujar Bhabinkamtibmas Yang Dikenal Dekat Dengan Warga ini.
Dia melihat banyak generasi sekarang (Jaman Now) yang lebih menyenangi permainan Game Online (Gadget) dibanding permainan tradisional, sebab itu. Mukhlis berharap ada kepedulian dan keprihatinan bersama menggelorakan kembali permainan tradisional ini.
"Hal ini tentunya menjadi keprihatinan kami sehingga kami terinspirasi untuk membuat kegiatan ini." Kata Brigpol Mukhlis.
Disisi lain, Mukhlis menjelaskan adanya peserta lomba menggunakan topeng bergambar politisi nasional bertujuan untuk memberikan edukasi dan pembelajaran kepada masyarakat tentang arti demokrasi yang sesungguhnya.
Menurutnya, masyarakat boleh berbeda pandangan politik serta berbeda Pilihan dalam pemilu, namun perbedaan tersebut tidak boleh menjadi sebuah alasan yang menjadikan perpecahan ditengah-tengah masyarakat.
"Masyarakat Indonesia harus tetap bersatu utuh dalam bingkai NKRI. Saya mengutip sebuah semboyan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. sehingga negara kita tercinta tetap berdaulat dimata dunia." Terang Mukhlis.
Ditempat yang sama, Ketua Panitia Lomba, Rahmawati menuturkan kegiatan ini semata mata bertujuan mempererat tali silahturahim menjelang hari kemerdekaan tanpa ada tendensi lain. Bahkan, kata dia, di Lingkungan Mombi rutin diadakan lomba gema ramadhan setiap tahunnya.
"Di Mombi ini ada perpustakaan Ki Hajar Dewantara yang dimanfaatkan anak anak disini sehabis magrib belajar bahasa inggris dan kajian agama." Kata wanita yang dikenal pengerak pemuda di wilayah lingkungannya.
Sementara itu, Pembina Perpustakaan Ki Hajar Dewantara dan Tempat Pengajian Alquran (TPA) Al Muhi Lingkungan Mombi, Arbain, berharap adanya perhatian pemerintah supaya perpustakaan dan TPA tersebut tetap eksis.
"Makanya kami minta perhatian pemerintah daerah untuk membantu, kemarin kami cuma dapat bantuan Alquran dari Kemenag." Jelas Tokoh Pemuda ini.
Laporan : Z Ramdhana.