Bripka Rusmin Sukses Jadi Seorang Polisi |
POLEWALITERKINI.NET – Para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Buruh Migran Indonesia yang kembali ke Tanah Air tak sedikit nasibnya tidak menentu, beberapa dari mereka tidak tahu harus berbuat apa dan bahkan sulit memperoleh pekerjaan.
Namun tidak demikian dengan Rusmin (35 tahun) pemuda asal Kanang, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, sepulang dari negara tetangga Malaysia tahun 2003 menjadi TKI dirinya memasukkan berkas pendaftaran di sekolah calon bintara (Secaba) Polri, di Makassar, Sulawesi Selatan.
Setelah menjalani pendidikan selama 7 bulan di tahun yang sama Rusmin pun dinyatakan lulus sebagai bintara baru di Polda Sulsel, dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda).
Rusmin awalnya bercita cita jadi tentara, setamat SMAN 2 Polewali tahun 2001 ia mendaftar tentara namun tidak lulus tes psikologi, karena susahnya lapangan kerja dan merasa frustasi, Rusmin pun berangkat ke Malaysia mencari kerja, disana ia bekerja di pabrik kilang kayu.
"Ongkos transport ke Malaysia saya pinjam dari keluarga, setiba disana tidak langsung dapat kerja tapi nganggur dulu 1 bulan." Ujarnya saat ditemui diruangannya. Jumat, 07 September 2018.
Rusmin berasal dari keluarga sederhana ayahnya berprofesi sebagai guru sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, semasa SMA demi menambah perekonomian keluarga ia menyempatkan mencari uang jadi tukang ojek sepulang sekolah.
"Inisiatif cari kerja karena gaji bapak pas pasan untuk membiayai kami 7 bersaudara, saya merantau itu umur 18 tahun." Tutur anak ke 6 dari 7 bersaudara ini.
Selama di Malaysia, Rusmin tidak pernah keluar jalan, ia semata mata fokus mencari uang, tiba tiba orang tuanya menelepon memberikan kabar bahwa pendaftaran bintara Polri telah dibuka, akhirnya Rusmin pulang kampung menuruti permintaan orang tuanya.
"Setelah dapat kabar itu, saya mengejar waktu bekerja sebulan cari ongkos pulang, karena saya tidak punya uang, gaji tiap bulan saya kirim ke kampung." Terang ayah 3 anak ini.
Pemuda berdarah pattae, kelahiran 17 Oktober 1982 ini mendaftar polisi saat umur 19 tahun. Mulai dari kelengkapan berkas sampai mengikuti seleksi penerimaan bintara polri Rusmin mengaku tidak pernah diantar orang tuanya.
"Ayah selalu mengajari saya mandiri, pas lulus penempatan saya di Polres Polman." Ucapnya bangga.
Pertama kali menerima gaji sebagai polisi sebesar Rp. 600 ribu sebulan tahun 2004, rutin ia berikan kepada ibunya selama 1 tahun, "2005 saya menikah, dari 7 bersaudara saya yang pertama lulus PNS." Cerita Rusmin.
Seiring berjalannya waktu, Kini pangkat Rusmin telah menjadi Brigadir Kepala (Bripka) dan bertugas sebagai penyidik pembantu di Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Polman.
Bahkan dia telah menyandang sarjana hukum dengan menyelesaikan studi strata 1 Fakultas Hukum Universitas Bosowa Makassar. "Saya bertugas di unit reskrim mulai tahun 2008 sampai sekarang." Tutupnya dengan senyum sumringah.
Namun tidak demikian dengan Rusmin (35 tahun) pemuda asal Kanang, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, sepulang dari negara tetangga Malaysia tahun 2003 menjadi TKI dirinya memasukkan berkas pendaftaran di sekolah calon bintara (Secaba) Polri, di Makassar, Sulawesi Selatan.
Setelah menjalani pendidikan selama 7 bulan di tahun yang sama Rusmin pun dinyatakan lulus sebagai bintara baru di Polda Sulsel, dengan pangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda).
Rusmin awalnya bercita cita jadi tentara, setamat SMAN 2 Polewali tahun 2001 ia mendaftar tentara namun tidak lulus tes psikologi, karena susahnya lapangan kerja dan merasa frustasi, Rusmin pun berangkat ke Malaysia mencari kerja, disana ia bekerja di pabrik kilang kayu.
"Ongkos transport ke Malaysia saya pinjam dari keluarga, setiba disana tidak langsung dapat kerja tapi nganggur dulu 1 bulan." Ujarnya saat ditemui diruangannya. Jumat, 07 September 2018.
Rusmin berasal dari keluarga sederhana ayahnya berprofesi sebagai guru sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, semasa SMA demi menambah perekonomian keluarga ia menyempatkan mencari uang jadi tukang ojek sepulang sekolah.
"Inisiatif cari kerja karena gaji bapak pas pasan untuk membiayai kami 7 bersaudara, saya merantau itu umur 18 tahun." Tutur anak ke 6 dari 7 bersaudara ini.
Selama di Malaysia, Rusmin tidak pernah keluar jalan, ia semata mata fokus mencari uang, tiba tiba orang tuanya menelepon memberikan kabar bahwa pendaftaran bintara Polri telah dibuka, akhirnya Rusmin pulang kampung menuruti permintaan orang tuanya.
"Setelah dapat kabar itu, saya mengejar waktu bekerja sebulan cari ongkos pulang, karena saya tidak punya uang, gaji tiap bulan saya kirim ke kampung." Terang ayah 3 anak ini.
Pemuda berdarah pattae, kelahiran 17 Oktober 1982 ini mendaftar polisi saat umur 19 tahun. Mulai dari kelengkapan berkas sampai mengikuti seleksi penerimaan bintara polri Rusmin mengaku tidak pernah diantar orang tuanya.
"Ayah selalu mengajari saya mandiri, pas lulus penempatan saya di Polres Polman." Ucapnya bangga.
Pertama kali menerima gaji sebagai polisi sebesar Rp. 600 ribu sebulan tahun 2004, rutin ia berikan kepada ibunya selama 1 tahun, "2005 saya menikah, dari 7 bersaudara saya yang pertama lulus PNS." Cerita Rusmin.
Seiring berjalannya waktu, Kini pangkat Rusmin telah menjadi Brigadir Kepala (Bripka) dan bertugas sebagai penyidik pembantu di Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Polman.
Bahkan dia telah menyandang sarjana hukum dengan menyelesaikan studi strata 1 Fakultas Hukum Universitas Bosowa Makassar. "Saya bertugas di unit reskrim mulai tahun 2008 sampai sekarang." Tutupnya dengan senyum sumringah.
Laporan : Z Ramadhana