Sumber : BNKG Jakarta |
POLEWALITERKINI.NET - Hari Kamis, 8 November 2018, pukul 20.40.15 WIB, kembali wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, diguncang gempabumi tektonik.
BERITA TERKAIT : PEDULI GEMPA, RATIH DAN ADIKNYA ANDRI SINGKARRU BANTU PENGUNGSI SUMARORONG
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini berkekuatan M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,89 LS dan 119,44 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 13 km arah timur laut Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km (update).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar geser (Strike-Slip Fault).
“Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Saddang”
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Mamasa IV MMI, Mamuju, Toraja, Toraja Utara, Majene, Polewali Mandar III MMI, Pasangkayu II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Gempabumi ini merupakan gempabumi susulan akibat gempabumi M=5.5 pada tanggal 6 November 2018 di lokasi yang berdekatan. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
SUMBER : Jakarta, 8 November 2018 Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc.
BERITA TERKAIT : PEDULI GEMPA, RATIH DAN ADIKNYA ANDRI SINGKARRU BANTU PENGUNGSI SUMARORONG
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini berkekuatan M=5,1. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,89 LS dan 119,44 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 13 km arah timur laut Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km (update).
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar geser (Strike-Slip Fault).
“Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Saddang”
Guncangan gempabumi ini dilaporkan dirasakan di Mamasa IV MMI, Mamuju, Toraja, Toraja Utara, Majene, Polewali Mandar III MMI, Pasangkayu II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami
Gempabumi ini merupakan gempabumi susulan akibat gempabumi M=5.5 pada tanggal 6 November 2018 di lokasi yang berdekatan. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
SUMBER : Jakarta, 8 November 2018 Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc.
Laporan : Wiwin