Tampak Warga Mampie Mengelola Kue Berbahan Dasar Mangrove |
POLEWALITERKINI.NET - Kegiatan Hasanuddin Entrepreneur and Innovator Festival (HEI-Fest) 2018 di depan Rektorat Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, menghadirkan sejumlah produk kuliner berbahan dasar dari hasil bumi.
Dari sekian hasil produk yang tampil pada kegiatan HEI-Fest 2018 ini 1 diantaranya adalah kue Brownies berbahan dasar Mangrove jenis Salaq-salaq atau brugeria dari Mampie. Kamis, 15 November 2018.
Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Unit Pengembangan Kewirausahaan dan Bisnis (UPKB) Universitas Hasanuddin, dengan rangkaian kegiatan Business Matching, Coaching Business, Inspiring Talkshow, Innovation Talkshow, Digital Marketing, dan Exhibition.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari dari tanggal 12-14 November 2018 bertempat di depan Rektorat Universitas Hasanuddin.
Kegiatan HEI Fest 2018 ini dibuka oleh Wakil Rektor IV Unhas bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan, Prof. dr. Narsum Massi, Ph.D, yang juga merupakan dosen fakultas kedokteran UNHAS.
"Semoga kegiatan ini mampu melahirkan inovasi baru yang mampu mensejahterakan masyarakat." Kata Wakil Rektor IV Unhas bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan, Prof. dr. Narsum Massi, Ph.D.
Kegiatan ini menghadirkan para pembicara yang sangat menginspiratif seperti CEO Khalifah Istitute, CEO Gen Oil, Putri Indonesia Miss Sophie Paris.
Kegiatan ini diikuti oleh 8 tenant innovation dan 30 tenant UMKM. BrowMan (Brownies Mangrove Mampie) diundang sebagai tenant innovation pada kegiatan HEI Fest 2018.
"Browman ikut ambil bagian pada kegiatan exhibition dan innovation talkshow." Kata Tim Browman yang dikoordinatori oleh Suparjo Razasli Carong, S.Si., M.Sc Dosen Kehutanan Universitas Sulawesi Barat.
"Kami membawa dua produk inovasi, yakni tepung mangrove dan brownies mangrove." Tambahnya.
Lanjut Suparjo, Hasil inovasi produk ini berangkat dari permasalahan bahwa ekosistem mangrove yang berada di Mampie, Sulawesi Barat, mengalami penurunan kuantitas dan kualitas dari tahun ke tahun. Tentunya kata dia, akan berakibat fatal bagi keberlangsungan ekosistem pesisir.
Menyadari hal tersebut lanjutnya, diperlukan 1 konsep penyadaran bagi masyarakat bahwa mangrove sangat penting keberadaannya. Mangrove bukan hanya potensi biologinya saja tetapi juga memiliki potensi ekonomoinya. Potensi ekonomi tersebut yang diperkenalkan kepada masyarakat.
"Secara tidak langsung akan menimbulkan kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove." Kata Suparjo.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat tertelah dilakukan oleh Tim PKM Unsulbar yang bekerjasama dengan Sahabat Penyu dan stakeholder Desa Galeso dalam pengolahan mangrove menjadi tepung dan produk turunannya brownies mangrove.
Laporan : Wiwin