Kiri, dr. Sih Harjo Boko dan Rudi Hamas |
Rudi Hamas beserta istri dan anak pertamanya mengungsi ke Polman lantaran atap rumahnya ambruk terkena dampak bencana alam gempa bumi dan tsunami yang berpusat di Donggala, Sulteng, pasca gempa Rudi mengungsi ke Kecamatan Pambusuang Polman di rumah keluarga istrinya. Ia memilih lari ke Polman karena istrinya tengah hamil tua.
Aliah Istri Hamas melahirkan tiga bayi kembar berjenis kelamin laki laki melalui proses operasi cesar di RSUD Polewali Jum'at 26 Oktober lalu. saat ditemui Rudi Hamas mengatakan ke 3 putranya tersebut kondisinya sehat begitupun dengan istrinya.
Ditengah kebahagiaan tersebut Rudi dirundung pilu karena tidak lagi memiliki biaya sepeserpun untuk membayar biaya rumah sakit ke 3 anak dan istrinya.
"Makan sehari-hari dan keperluan lainnya kami bertahan hidup dari uluran tangan keluarga istri saya yang datang menjenguk ke rumah sakit." Kata Rudi Hamas.
Menurutnya, saat pertama kali masuk ke rumah sakit ia dimintai kartu BPJS tapi kartu itu tertinggal di Pasangkayu lantaran saat itu dirinya panik sehingga tidak sempat bawa berkas.
"Untuk biaya saya diminta oleh petugas rumah sakit mengurus jaminan dengan meminta surat keterangan dari Dinas Kesehatan Pasangkayu." Kata Rudi Hamas.
Lanjut Rudi, biaya yang mesti ia selesaikan untuk persalinan dan perawatan anak dan istrinya di rumah sakit sebesar Rp. 20 juta rupiah. Ia berharap ada kebijakan sehingga anak dan istrinya bisa keluar dari rumah sakit tanpa harus ada biaya.
"Apalagi pekerjaan saya hanya buruh tani, kasihan." Ujar Rudi Hamas.
Dokter anak RSUD Polewali dr. Sih Harjo Boko mengatakan, ke 3 bayi kembar berjenis kelamin laki-laki tersebut masih butuh perawatan intensif hingga beberapa hari kedepan namun kondisinya sehat dan terus menunjukkan grafik yang membaik.
"Kelahiran seperti ini baru 2 kali terjadi selama saya bertugas 9 tahun di rumah sakit ini." Kata dokter spesialis anak ini.
Dia menambahkan proses kelahiran kembar 3 terjadi karena 1 sel membelah menjadi beberapa bagian hingga menjadi 3.
"Jika sudah tahan di luar inkubator bayinya sudah bisa dikeluarkan." Ungkap Sih Harjo Boko.
Sementara itu salah satu petugas medis RSUD Polman yang tak mau namanya disebutkan mengatakan orang tua dan anak tersebut masuk menggunakan Jaminan Persalinan (Jampersal).
Laporan : Z Ramadhana.