POLEWALITERKINI.NET - Melonjaknya angka kematian ibu dan bayi (AKI) pada 2018 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, menggelar pertemuan menghadirkan sejumlah tenaga kesehatan.
Dalam pertemuan di aula Dinkes Polman, itu. Rabu, 6 Februari 2019 mengevaluasi kinerja dan standar pelayanan minimal seluruh Puskesmas dan Bidan Desa di 16 Kecamatan.
Kepala Dinkes Polman, Andi Suab Nawawi saat ditemui mengatakan, penyebab melonjaknya AKI karena kelengahan Puskesmas sehingga terdapat 25 kasus di 2018.
"3 tahun AKI kita turun terus tapi tiba tiba ini naik di 2018, ada memang hal yang berbeda dari tahun sebelumnya ada kelengahan disitu." Jelas Kepala Dinkes Polman, Andi Suab Nawawi.
Menurutnya, aspek fasilitas kesehatan di setiap puskesmas sudah layak dan terpenuhi karena tersedia tempat sarasehan, laboratorium forensik dan tenaga kesehatan kontrak daerah.
"Lengah kita memang, mungkin puskesmas merasa sudah terakreditisasi semua, target sudah tercapai sudah tidak melakukan kontrol ketat, akhirnya terjadilah seperti itu." Terang Suaib Nawawi.
Selain itu, kata Suaib Nawawi, lantaran tingginya AKI, Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar pun sudah mengumpul semua Kepala Puskesmas dan tenaga medis pelayanan emergency di puskesmas untuk dimintai pendapat dan peringatan tegas.
"Mereka disuruh bicara semua satu persatu, kesimpulannya memang lengah, Kepala Puskesmas, Bidan Desa dan orang di kabupaten juga lengah akhirnya banyak terjadi kasus kematian." Tandasnya.
Sebab itu, untuk mencegah tingginya AKI, Dinkes telah memperbaiki sistem dengan memperketat lagi program kawal ibu hamil kemudian mendata masyarakat kurang mampu yang belum masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Artinya tidak ada lagi ibu hamil yang tidak masuk di dalam sistem aplikasi kawal ibu hamil." Ujar Suaib Nawawi.
Dia menambahkan, sejak awal untuk mengantisipasi AKI pihaknya telah menerapkan program kawal ibu hamil semua ibu hamil secara ketat dampingi sampai melahirkan, bahkan kata Suaib, angka kematian ibu dan bayi saat itu turun sampai 11 kasus serta rumah sakit mendapat penghargaan bintang lima.
"Kita euforia betul waktu itu, semua desa kan sudah safety dengan bidan, tapi sekarang jumlah AKI 25 kasus, dari 11 menjadi 25. paling banyak itu Kecamatan Mapiilli 5 kasus." Tutur Suaib Nawawi.
Dalam pertemuan di aula Dinkes Polman, itu. Rabu, 6 Februari 2019 mengevaluasi kinerja dan standar pelayanan minimal seluruh Puskesmas dan Bidan Desa di 16 Kecamatan.
Kepala Dinkes Polman, Andi Suab Nawawi saat ditemui mengatakan, penyebab melonjaknya AKI karena kelengahan Puskesmas sehingga terdapat 25 kasus di 2018.
"3 tahun AKI kita turun terus tapi tiba tiba ini naik di 2018, ada memang hal yang berbeda dari tahun sebelumnya ada kelengahan disitu." Jelas Kepala Dinkes Polman, Andi Suab Nawawi.
Menurutnya, aspek fasilitas kesehatan di setiap puskesmas sudah layak dan terpenuhi karena tersedia tempat sarasehan, laboratorium forensik dan tenaga kesehatan kontrak daerah.
"Lengah kita memang, mungkin puskesmas merasa sudah terakreditisasi semua, target sudah tercapai sudah tidak melakukan kontrol ketat, akhirnya terjadilah seperti itu." Terang Suaib Nawawi.
Selain itu, kata Suaib Nawawi, lantaran tingginya AKI, Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar pun sudah mengumpul semua Kepala Puskesmas dan tenaga medis pelayanan emergency di puskesmas untuk dimintai pendapat dan peringatan tegas.
"Mereka disuruh bicara semua satu persatu, kesimpulannya memang lengah, Kepala Puskesmas, Bidan Desa dan orang di kabupaten juga lengah akhirnya banyak terjadi kasus kematian." Tandasnya.
Sebab itu, untuk mencegah tingginya AKI, Dinkes telah memperbaiki sistem dengan memperketat lagi program kawal ibu hamil kemudian mendata masyarakat kurang mampu yang belum masuk dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Artinya tidak ada lagi ibu hamil yang tidak masuk di dalam sistem aplikasi kawal ibu hamil." Ujar Suaib Nawawi.
Dia menambahkan, sejak awal untuk mengantisipasi AKI pihaknya telah menerapkan program kawal ibu hamil semua ibu hamil secara ketat dampingi sampai melahirkan, bahkan kata Suaib, angka kematian ibu dan bayi saat itu turun sampai 11 kasus serta rumah sakit mendapat penghargaan bintang lima.
"Kita euforia betul waktu itu, semua desa kan sudah safety dengan bidan, tapi sekarang jumlah AKI 25 kasus, dari 11 menjadi 25. paling banyak itu Kecamatan Mapiilli 5 kasus." Tutur Suaib Nawawi.
Laporan : Achmad Gazali