Tampak Kapal Bantuan Lapuk Dimakan Rayap |
POLEWALITERKINI.NET – Bantuan Kapal Nelayan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, disoroti. Pasalnya, sejak diberikan, kapal ini tidak pernah digunakan oleh nelayan untuk mencari ikan.
Salah satu penerima bantuan, Edi warga dusun Kapejang Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, mengaku kapal tersebut hanya terparkir di atas daratan.
"Bagaimana mau dipakai pak, kualitas kayu tidak bagus, sudah dimakan rayap. Kalau bisa yang berkualitas supaya kami puas, jangan asal-asalan." Katanya.
Dia mengaku tidak mengetahui mengenai berpa nilai anggarannya dan kualitas kayu, karena nelayan hanya tinggal menerima bantuan tersebut. Kapal ini sebelumnya dibuat dan diambil di Kabupaten Majene.
"Ini kapal bukan kami yang tahu pembuatan nya. Karena sudah jadi baru kami ambil di Majene." Akunya.
Kapal ini memiliki panjang sekitar 15 meter dan lebar 2 meter. Diketahui kapal ini merupakan bantuan dari DKP Polman menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2017.
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Polman, Basir Halim yang dikonfirmasi. Selasa (11/6/2019) mengaku tidak mengetahui hal tersebut karena dirinya baru menjabat beberapa bulan yang lalu.
"Waktu pengadaan kapal ini, masih jamannya pak kadis yang lama." Kata mantan Kepala Distanak Polman ini.
Meski demikian ia menjelaskan, bahwa menurut konsultan kapal ini sudah layak makanya diserahkan kepada kelompok penerima.
"Cuma sampai di kelompok penerima, mereka juga harus rawat agar tetap terawat. Kapal yang lain juga bagus memang harus ada pemeliharaan dan perawatan." Katanya.
Basir juga menghimbau kepada kelompok nelayan, agar melaporkan jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan nelayan.
Salah satu penerima bantuan, Edi warga dusun Kapejang Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, mengaku kapal tersebut hanya terparkir di atas daratan.
"Bagaimana mau dipakai pak, kualitas kayu tidak bagus, sudah dimakan rayap. Kalau bisa yang berkualitas supaya kami puas, jangan asal-asalan." Katanya.
Dia mengaku tidak mengetahui mengenai berpa nilai anggarannya dan kualitas kayu, karena nelayan hanya tinggal menerima bantuan tersebut. Kapal ini sebelumnya dibuat dan diambil di Kabupaten Majene.
"Ini kapal bukan kami yang tahu pembuatan nya. Karena sudah jadi baru kami ambil di Majene." Akunya.
Kapal ini memiliki panjang sekitar 15 meter dan lebar 2 meter. Diketahui kapal ini merupakan bantuan dari DKP Polman menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2017.
Terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Polman, Basir Halim yang dikonfirmasi. Selasa (11/6/2019) mengaku tidak mengetahui hal tersebut karena dirinya baru menjabat beberapa bulan yang lalu.
"Waktu pengadaan kapal ini, masih jamannya pak kadis yang lama." Kata mantan Kepala Distanak Polman ini.
Meski demikian ia menjelaskan, bahwa menurut konsultan kapal ini sudah layak makanya diserahkan kepada kelompok penerima.
"Cuma sampai di kelompok penerima, mereka juga harus rawat agar tetap terawat. Kapal yang lain juga bagus memang harus ada pemeliharaan dan perawatan." Katanya.
Basir juga menghimbau kepada kelompok nelayan, agar melaporkan jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan nelayan.
Laporan : ANT