Tampak Aksi Demo & Ketua HMI Polman, Heri Dahnur Syam |
POLEWALITERKINI.NET – Puluhan mahasiswa Institut Agama Islam Darud Da' wah Wal Irsyad (IAI DDI) Polewali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menggelar aksi unjuk rasa damai di depan kampus IAI DDI di jalan Gatot Subroto, Kelurahan Madatte. Sabtu, 29 Juni 2019.
BERITA TERKAIT : Apa Tuntutan Demo Mahasiswa IAI DDI Polman? Simak Yuk...
Rombongan pengunjuk rasa tersebut membentangkan spanduk menolak aksi premanisme di dalam kampus serta menfoto copy gambar rekannya yang diduga korban penganiayaan, mereka juga membawa selebaran berisi 3 tuntutan.
Ketiga tuntutan itu yakni Pertama mendesak pihak kampus memberikan sanksi terhadap mahasiswa yang terlibat dalam peristiwa penganiayaan berupa sanksi drop out (DO), Kedua, mendesak pihak kampus agar kasus penganiayaan yang telah dilaporkan ke pihak yang berwajib dikawal sampai tuntas, Ketiga, menolak sertifikat Ikatan Mahasiswa Darud Da"wah Wal Irsyad (IMDI) sebagai syarat penyelesaian studi.
BERITA TERKAIT : Sehari Usai Demo, InsidenPenganiayaan di Kampus IAI DDI Terjadi!
Salah satu, mediator aksi unjuk rasa, Adi Ramdani mengungkapkan, tawaran perdamaian yang diusulkan pihak kampus akan diterima, Namun, kata dia, tidak boleh mengesampingkan proses pelanggaran hukum yang telah dilakukan oleh pelaku.
"Damai kami terima, Tapi pelanggaran hukum yang terjadi harus tetap berlanjut." Tegasnya, saat ditemui, di lokasi aksi.
Menurut Adi, aksi penganiayaan yang menimpa rekannya terjadi saat berlangsungnya aksi unjuk rasa mahasiswa menolak adanya program sertifikat IMDI sebagai syarat penyelesaian studi di IAI DDI beberapa hari lalu, Bahkan kata dia, dua rekannya sesama mahasiswa yang jadi korban penganiayaan disinyalir melibatkan orang dari luar kampus.
"Pasca kejadian 2 teman saya yang jadi korban dirujuk ke rumah sakit karena luka parah, yang kami sesalkan karena pelaku diduga ada dari luar kampus." Ucapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAI DDI Polewali, Muhammad Arsyad ketika menemui mahasiswa pengunjuk rasa mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat internal menyangkut program sertifikat IMDI. Hal itu lantaran pelaksanaan sertifikat IMDI berdasaran surat edaran yayasan Darul Darud Da'wah Wal Irsyad.
"Karena kita ini dibawahi organisasi besar, jadi kami tinggal melaksanakan surat edaran saja." Ujarnya.
Selain itu, Arsyad juga meminta mahasiswa pengunjuk rasa menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menyelesaikan kasus penganiayaan yang terjadi.
"Waktu terjadi penganiayaan sampai di rumah sakit kami sudah berkoordinasi pihak kepolisian untuk membantu menyelesaikam permasalahan kampus, selain berkoordinasi polisi kami juga berkoordinasi dengan Intel Kodim." Jelasnya.
Terpisah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Polman digegerkan kabar kurang mengenakkan, Hal itu lantaran sebuah motor scuter jenis vespa dan fasilitas kantor berupa kasur terbakar di halaman Sekertariat HMI Polman di jalan Budi Utomo, Polewali.
Ketua HMI Polman, Heri Dahnur Syam mengatakan, kasur milik sekertariat HMI dan motor salah satu anggota HMI itu diduga dibakar oleh orang tak dikenal (OTK).
"Saat kejadian saya di Campalagian dan teman-teman telepon saya bahwa di depan sekret terjadi pembakaran motor dan kasur usai waktu sholat isya, anak-anak lari kesini namun tidak mendapati pelaku." Katanya.
Lanjutnya saat kejadian kondisi sekret HMI tengah kosong. Ia juga menyampaikan pemilik motor telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Polman usai kejadian.
"Yang di dalam sekret tidak ada yang terbakar, saat kejadian ada kader perempuan yang kebetulan melintas dan melihat ada orang pada saat terjadinya kebakaran tapi tidak berani masuk." Ungkap Heri.
Atas kejadian ini, Ketua HMI Polman berharap pihak berwenang dalam hal ini Kepolisian Polres Polman segera mengungkap apa motif atas kasus kebakaran tersebut.
"Segera selesaikan persoalan ini dengan cara menemukan pelakunya untuk ditindak." Tuturnya.
Terkait itu Kasatreskrim Polres Polman, AKP Saiful Isnaini., S.E.,S.I.K saat di konfirmasi menyampaikan pihaknya masih melakukan penyelidikan, "sedang kami selidiki" singkatnya melalui pesan akun Whats'appnya.
BERITA TERKAIT : Apa Tuntutan Demo Mahasiswa IAI DDI Polman? Simak Yuk...
Rombongan pengunjuk rasa tersebut membentangkan spanduk menolak aksi premanisme di dalam kampus serta menfoto copy gambar rekannya yang diduga korban penganiayaan, mereka juga membawa selebaran berisi 3 tuntutan.
Ketiga tuntutan itu yakni Pertama mendesak pihak kampus memberikan sanksi terhadap mahasiswa yang terlibat dalam peristiwa penganiayaan berupa sanksi drop out (DO), Kedua, mendesak pihak kampus agar kasus penganiayaan yang telah dilaporkan ke pihak yang berwajib dikawal sampai tuntas, Ketiga, menolak sertifikat Ikatan Mahasiswa Darud Da"wah Wal Irsyad (IMDI) sebagai syarat penyelesaian studi.
BERITA TERKAIT : Sehari Usai Demo, InsidenPenganiayaan di Kampus IAI DDI Terjadi!
Salah satu, mediator aksi unjuk rasa, Adi Ramdani mengungkapkan, tawaran perdamaian yang diusulkan pihak kampus akan diterima, Namun, kata dia, tidak boleh mengesampingkan proses pelanggaran hukum yang telah dilakukan oleh pelaku.
"Damai kami terima, Tapi pelanggaran hukum yang terjadi harus tetap berlanjut." Tegasnya, saat ditemui, di lokasi aksi.
Menurut Adi, aksi penganiayaan yang menimpa rekannya terjadi saat berlangsungnya aksi unjuk rasa mahasiswa menolak adanya program sertifikat IMDI sebagai syarat penyelesaian studi di IAI DDI beberapa hari lalu, Bahkan kata dia, dua rekannya sesama mahasiswa yang jadi korban penganiayaan disinyalir melibatkan orang dari luar kampus.
"Pasca kejadian 2 teman saya yang jadi korban dirujuk ke rumah sakit karena luka parah, yang kami sesalkan karena pelaku diduga ada dari luar kampus." Ucapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan IAI DDI Polewali, Muhammad Arsyad ketika menemui mahasiswa pengunjuk rasa mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat internal menyangkut program sertifikat IMDI. Hal itu lantaran pelaksanaan sertifikat IMDI berdasaran surat edaran yayasan Darul Darud Da'wah Wal Irsyad.
"Karena kita ini dibawahi organisasi besar, jadi kami tinggal melaksanakan surat edaran saja." Ujarnya.
Selain itu, Arsyad juga meminta mahasiswa pengunjuk rasa menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk menyelesaikan kasus penganiayaan yang terjadi.
"Waktu terjadi penganiayaan sampai di rumah sakit kami sudah berkoordinasi pihak kepolisian untuk membantu menyelesaikam permasalahan kampus, selain berkoordinasi polisi kami juga berkoordinasi dengan Intel Kodim." Jelasnya.
Terpisah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Polman digegerkan kabar kurang mengenakkan, Hal itu lantaran sebuah motor scuter jenis vespa dan fasilitas kantor berupa kasur terbakar di halaman Sekertariat HMI Polman di jalan Budi Utomo, Polewali.
Ketua HMI Polman, Heri Dahnur Syam mengatakan, kasur milik sekertariat HMI dan motor salah satu anggota HMI itu diduga dibakar oleh orang tak dikenal (OTK).
"Saat kejadian saya di Campalagian dan teman-teman telepon saya bahwa di depan sekret terjadi pembakaran motor dan kasur usai waktu sholat isya, anak-anak lari kesini namun tidak mendapati pelaku." Katanya.
Lanjutnya saat kejadian kondisi sekret HMI tengah kosong. Ia juga menyampaikan pemilik motor telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Polman usai kejadian.
"Yang di dalam sekret tidak ada yang terbakar, saat kejadian ada kader perempuan yang kebetulan melintas dan melihat ada orang pada saat terjadinya kebakaran tapi tidak berani masuk." Ungkap Heri.
Atas kejadian ini, Ketua HMI Polman berharap pihak berwenang dalam hal ini Kepolisian Polres Polman segera mengungkap apa motif atas kasus kebakaran tersebut.
"Segera selesaikan persoalan ini dengan cara menemukan pelakunya untuk ditindak." Tuturnya.
Terkait itu Kasatreskrim Polres Polman, AKP Saiful Isnaini., S.E.,S.I.K saat di konfirmasi menyampaikan pihaknya masih melakukan penyelidikan, "sedang kami selidiki" singkatnya melalui pesan akun Whats'appnya.
Laporan : Achmad Gazali