POLEWALITERKINI.NET - Perihatin dengan kondisi mewabahnya virus Corona, siswa SMK Negeri 1 Polewali jurusan farmasi membuat formula cairan anti septic hand sanitizer (pembersih tangan). Pembuatan hand sanitizer ini dilakukan di ruang laboratorium farmasi sekolah.
Hand sanitizer ini terbuat dari beberapa bahan kimia seperti alkohol, H2O2, Gliserin, Ad aquadest, dan beberapa bahan lainnya. Meski demikian, formula ini telah berdasarkan standar badan kesehatan dunia atau WHO.
Menurut salah satu guru pembimbing, Zul Rahmat mengatakan pembuatan ini terinspirasi dari mewabahnya virus corona. Setelah melihat fenomena yang terjadi munculnya virus corona yang membut kekhawatiran menjadi isu dunia.
Kebutuhan hand sanitizer semakin meningkat drastis, sehingga masyarakat yang mulai kesulitan mendapatkan hand sanitizer di pasaran. Inilah yang melatar belakangi siswa juurusan farmasi untuk meracik hand sanitizer dan membagikan kepada masyarakat.
"Sebagaimana kompetensi seorang farmasis adalah bisa melakukan atay membuat hand sanitizer. Sebelum di produksi, kami sudah berkoordinasi dengan balai POM setempat untuk meminta izin meracik." Ujarnya.
"Kemarin kami sudah membagikan hand sanitizer kepada masyarakat sebanyak 500 botol dan saat ini kami akan memproduksi sekitar 15 liter lagi untuk kebutuhan sekolah dan masyarakat." Tambah Zul.
Selain hand sanitizer, jurusan farmasi juga telah membuat produk lain yakni jenis sabun batang yang berbentuk padat di fasilitas dari Teaching Factory (Tefa) kepada sekolah SMK.
Kedepannya, jurisan farmasi juga akan membuat cairan desinfektan yanga akan digunakan untuk menyemprot ruang kelas sebelum pelaksanaan ujian nasional yang akan berlangsung pada Senin pekan depan.
"UNTUK saat ini, produk siswa SMK ini hanya diproduksi untuk internal sekolah dan hanya dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan belum dikomersilkan karena belum memiliki izin produksi." Imbuhnya.
Kepala sekolah SMKN 1 Polewali, Mustari mengatakan, siswa jurusan farmasi di SMK Negeri 1 Polewali berjumlah sebanyak 35 orang. Jurusan farmasi ini dibuka Sejak tahun 2016 lalu dan memiliki peminat paling banyak setelah jurusan multimedia.
"Setiap tahun banyak pendaftar, tapi lami batasi. Setelhah multimedia, jurusan farmasi ini yang paling banyak peminatnya." Kata Mustari.
Terkait inovasi dari siswanya, ia mengaku sangat mengapresiasi inovasi dari siswanya dalam melakukan pencegahan virus corona.
"Saya sangat mendukung dengan formula yang dibuat ini, apalagi barang ini sudah sangat sulit ditemukan di pasaran dan apotik. Dan Alhamdulillah, kami memiliki stok sehingga saya sampaikan kepada ketua jurusan farmasi untuk membuat produk tersebut, tapi dengan catatan dibagikan secara gratis jangan dijual." Jelas Mustari.
Kedepannya, dalam rangka meningkatkan kualitas jurusan farmasi, pihak sekolah akan terus memberikan support dan dukungan baik berupa fasilitas ruangan, tenaga pembimbing, dan peralatan laboratorium maupun peralatan lainnya.
"Kami kerjasama dengan pihak farmasi dengan cara mengontrak tiga guru pembimbing untuk mengajar di sekolah kami." Kata Mustari.
Salah seorang siswa Dadang mengaku sangat sebang bisa bergabung di jurusan farmasi karena bisa meracik formula. Awalnya ia mengaku kesulitan saat pertama kali belajar. Namun seiring dengan waktu, ia mulai pintar meracik sendiri formulanya. Untuk meramu formula ini, siswa membutuhkan waktu sekitar dua minggu lamanya hingga mahir.
"Awalnya sih memang agak sulit. Namun setelah kami dibimbing oleh kakak-kakak dari farmasi, Alhamdulillah kami sudah bisa. Ini dua kali kami buat." Katanya.
Dadang berharap agar program mereka bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia.
"Semoga pemerintah Indonesia bisa melakukan pencegahan agar virus corona khususnya di Indonesia betul- betul bisa aman." Tutup Dadang.
Hand sanitizer ini terbuat dari beberapa bahan kimia seperti alkohol, H2O2, Gliserin, Ad aquadest, dan beberapa bahan lainnya. Meski demikian, formula ini telah berdasarkan standar badan kesehatan dunia atau WHO.
Menurut salah satu guru pembimbing, Zul Rahmat mengatakan pembuatan ini terinspirasi dari mewabahnya virus corona. Setelah melihat fenomena yang terjadi munculnya virus corona yang membut kekhawatiran menjadi isu dunia.
Kebutuhan hand sanitizer semakin meningkat drastis, sehingga masyarakat yang mulai kesulitan mendapatkan hand sanitizer di pasaran. Inilah yang melatar belakangi siswa juurusan farmasi untuk meracik hand sanitizer dan membagikan kepada masyarakat.
"Sebagaimana kompetensi seorang farmasis adalah bisa melakukan atay membuat hand sanitizer. Sebelum di produksi, kami sudah berkoordinasi dengan balai POM setempat untuk meminta izin meracik." Ujarnya.
"Kemarin kami sudah membagikan hand sanitizer kepada masyarakat sebanyak 500 botol dan saat ini kami akan memproduksi sekitar 15 liter lagi untuk kebutuhan sekolah dan masyarakat." Tambah Zul.
Selain hand sanitizer, jurusan farmasi juga telah membuat produk lain yakni jenis sabun batang yang berbentuk padat di fasilitas dari Teaching Factory (Tefa) kepada sekolah SMK.
Kedepannya, jurisan farmasi juga akan membuat cairan desinfektan yanga akan digunakan untuk menyemprot ruang kelas sebelum pelaksanaan ujian nasional yang akan berlangsung pada Senin pekan depan.
"UNTUK saat ini, produk siswa SMK ini hanya diproduksi untuk internal sekolah dan hanya dibagikan secara gratis kepada masyarakat dan belum dikomersilkan karena belum memiliki izin produksi." Imbuhnya.
Kepala sekolah SMKN 1 Polewali, Mustari mengatakan, siswa jurusan farmasi di SMK Negeri 1 Polewali berjumlah sebanyak 35 orang. Jurusan farmasi ini dibuka Sejak tahun 2016 lalu dan memiliki peminat paling banyak setelah jurusan multimedia.
"Setiap tahun banyak pendaftar, tapi lami batasi. Setelhah multimedia, jurusan farmasi ini yang paling banyak peminatnya." Kata Mustari.
Terkait inovasi dari siswanya, ia mengaku sangat mengapresiasi inovasi dari siswanya dalam melakukan pencegahan virus corona.
"Saya sangat mendukung dengan formula yang dibuat ini, apalagi barang ini sudah sangat sulit ditemukan di pasaran dan apotik. Dan Alhamdulillah, kami memiliki stok sehingga saya sampaikan kepada ketua jurusan farmasi untuk membuat produk tersebut, tapi dengan catatan dibagikan secara gratis jangan dijual." Jelas Mustari.
Kedepannya, dalam rangka meningkatkan kualitas jurusan farmasi, pihak sekolah akan terus memberikan support dan dukungan baik berupa fasilitas ruangan, tenaga pembimbing, dan peralatan laboratorium maupun peralatan lainnya.
"Kami kerjasama dengan pihak farmasi dengan cara mengontrak tiga guru pembimbing untuk mengajar di sekolah kami." Kata Mustari.
Salah seorang siswa Dadang mengaku sangat sebang bisa bergabung di jurusan farmasi karena bisa meracik formula. Awalnya ia mengaku kesulitan saat pertama kali belajar. Namun seiring dengan waktu, ia mulai pintar meracik sendiri formulanya. Untuk meramu formula ini, siswa membutuhkan waktu sekitar dua minggu lamanya hingga mahir.
"Awalnya sih memang agak sulit. Namun setelah kami dibimbing oleh kakak-kakak dari farmasi, Alhamdulillah kami sudah bisa. Ini dua kali kami buat." Katanya.
Dadang berharap agar program mereka bisa mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Indonesia.
"Semoga pemerintah Indonesia bisa melakukan pencegahan agar virus corona khususnya di Indonesia betul- betul bisa aman." Tutup Dadang.
Laporan : ANT