Awak Media Mintai Katerangan Ibu Andi Ahmad Dani |
Kiri, Jurnalis Mendatangi Ibu Andi Ahmad Dani dan Kepsek SDN 030 Binuang |
POLEWALITERKINI.NET – Seorang siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 030 Kelurahan Amasangan, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat, berkeluh kesah kepada awak media.
BERITA TERKAIT : Pembuatan Nilai Sebesar 1,5 Juta, Disdikbud Polman Panggil Pihak Sekolah!
Siswa bernama Andi Ahmad Dani di kabarkan terancam tak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama. Hal itu lantaran pihak sekolah di duga meminta uang pembuatan nilai sebesar Rp. 1,5 Juta Rupiah.
Ibu kandung Andi Ahmad Dani, yakni Nita Haedar, tak mampu menyiapkan uang pembuatan nilai karena alasan kondisi ekonominya terpuruk.
"Saat Dani berumur 1 minggu ayahnya meninggal, sementara kerjaan saya hanya jualan bedak, tak tentu penghasilan kadang ada dan kadang tidak ada." Katanya, saat ditemui di kediamannya. Kamis, 11 Juni 2020.
Selai itu kata Nita, biaya pembuatan nilai ia sudah tawar Rp. 500 ribu, namun belum direspon pihak sekolah, sementara anak bungsunya Ahmad Dani sudah mengambil formulir pendaftaran siswa baru di salah satu sekolah menengah.
"Syarat daftar di SMP itu, harus ada Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU), nah ini masalahnya kalau mau dapat SKHU harus bayar dulu Rp. 1,5 Juta Rupiah." Jelasnya.
Nita mengakui anaknya Dani jarang masuk belajar ke sekolah lantaran sering sakit-sakitan, bahkan untuk pengobatannya Nita harus bekerja keras sebagai tulang punggung keluarganya.
Lima anaknya tak satu pun yang bekerja membantunya mencari nafkah, anak pertama dan keduanya hanya menganggur setelah tamat SMA, anak ke tiga putus sekolah kemudian anak ke empat masih berstatus siswa SMA.
Kendati demikian, keinginan besarnya melanjutkan pendidikan Ahmad Dani karena tak ingin anaknya kembali putus sekolah.
"Anak ke tiga saya putus sekolah, karena kondisi ekonomi, saya tak mau Dani juga putus sekolah." Ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SDN 030 Binuang, Muhajar, mengatakan muridnya Andi Ahmad Dani sudah 2 kali tinggal kelas karena malas ke sekolah, bahkan semestinya, Dani masih duduk di kelas IV.
Sebab itu, kata dia, untuk memperoleh nilai di kelas IV, V dan VI, orang tua Dani diminta menyiapkan Rp. 500 ribu per kelas agar mendapatkan nilai kelas, apalagi nilai tersebut harus dibuat secara online.
"Secara aturan memang tidak bisa, tapi secara kebijakan bisa dibuatkan nilai dengan menyiapkan Rp. 500 ribu setiap wali kelas, masalah mahalnya bicarakan langsung saja ke wali kelas siapa tahu ada kebijakan. " Tuturnya.
Dia menambahkan, siswa di sekolahnya berjumlah 205 orang, dengan jumlah dana BOS Rp. 100 Juta per tahun, sedangkan siswa yang lulus tahun ini sebanyak 31 siswa.
"Guru PNS di sini ada 7 orang begitupun guru honornya, kemudian guru penerima tunjangan sertifikasi ada 4 orang, termasuk wali kelas Dani." Pungkas Muhajar.
BERITA TERKAIT : Pembuatan Nilai Sebesar 1,5 Juta, Disdikbud Polman Panggil Pihak Sekolah!
Siswa bernama Andi Ahmad Dani di kabarkan terancam tak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah pertama. Hal itu lantaran pihak sekolah di duga meminta uang pembuatan nilai sebesar Rp. 1,5 Juta Rupiah.
Ibu kandung Andi Ahmad Dani, yakni Nita Haedar, tak mampu menyiapkan uang pembuatan nilai karena alasan kondisi ekonominya terpuruk.
"Saat Dani berumur 1 minggu ayahnya meninggal, sementara kerjaan saya hanya jualan bedak, tak tentu penghasilan kadang ada dan kadang tidak ada." Katanya, saat ditemui di kediamannya. Kamis, 11 Juni 2020.
Selai itu kata Nita, biaya pembuatan nilai ia sudah tawar Rp. 500 ribu, namun belum direspon pihak sekolah, sementara anak bungsunya Ahmad Dani sudah mengambil formulir pendaftaran siswa baru di salah satu sekolah menengah.
"Syarat daftar di SMP itu, harus ada Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU), nah ini masalahnya kalau mau dapat SKHU harus bayar dulu Rp. 1,5 Juta Rupiah." Jelasnya.
Nita mengakui anaknya Dani jarang masuk belajar ke sekolah lantaran sering sakit-sakitan, bahkan untuk pengobatannya Nita harus bekerja keras sebagai tulang punggung keluarganya.
Lima anaknya tak satu pun yang bekerja membantunya mencari nafkah, anak pertama dan keduanya hanya menganggur setelah tamat SMA, anak ke tiga putus sekolah kemudian anak ke empat masih berstatus siswa SMA.
Kendati demikian, keinginan besarnya melanjutkan pendidikan Ahmad Dani karena tak ingin anaknya kembali putus sekolah.
"Anak ke tiga saya putus sekolah, karena kondisi ekonomi, saya tak mau Dani juga putus sekolah." Ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Sekolah SDN 030 Binuang, Muhajar, mengatakan muridnya Andi Ahmad Dani sudah 2 kali tinggal kelas karena malas ke sekolah, bahkan semestinya, Dani masih duduk di kelas IV.
Sebab itu, kata dia, untuk memperoleh nilai di kelas IV, V dan VI, orang tua Dani diminta menyiapkan Rp. 500 ribu per kelas agar mendapatkan nilai kelas, apalagi nilai tersebut harus dibuat secara online.
"Secara aturan memang tidak bisa, tapi secara kebijakan bisa dibuatkan nilai dengan menyiapkan Rp. 500 ribu setiap wali kelas, masalah mahalnya bicarakan langsung saja ke wali kelas siapa tahu ada kebijakan. " Tuturnya.
Dia menambahkan, siswa di sekolahnya berjumlah 205 orang, dengan jumlah dana BOS Rp. 100 Juta per tahun, sedangkan siswa yang lulus tahun ini sebanyak 31 siswa.
"Guru PNS di sini ada 7 orang begitupun guru honornya, kemudian guru penerima tunjangan sertifikasi ada 4 orang, termasuk wali kelas Dani." Pungkas Muhajar.
Laporan : Ahmad Gazali