Sahabat Penyu Mampie Kabupaten Polewali Mandar, meminta Pemerintah melalukan pengerukan Sungai di Kecamatan Matakali, untuk cegah banjir terjadi. (Foto : Nadi). |
PolewaliTerkini.Net - POLMAN - Pemerhati linkungan Sahabat Penyu Mampie, Kabupaten Polewali Mandar (Polman). Meminta Pemerintah melakukan pengerukan Sungai yang ada di wilayah Kecamatan Matakali.
Langkah ini sebagai upaya mencegah terjadinya Banjir bila hujan turun di wilayah tersebut. Sebab Sungai Matakali saat ini mengalami pendangkalan. Sehingga Air lambat menuju muara Sungai.
Diketahui sungai Labasang di Desa Toron Lima dengan sungai Matakali di Kelurahan Matakali. Merupakan satu muara di Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polman. Sama-sama sudah mengalami pendangkalan.
Demikian disampaikan Ketua Sahabat Penyu Kabupaten Polman, Muh Yusri. Saat diminta tanggapannya soal Banjir yang terjadi di Kecamatan Matakali, selamat 3 hari terakhir.
"Banjir yang selalu terjadi di Kecamatan Matakali, juga dipicu lantaran sepanjang Sungai Matakali itu mengalami pendangkalan. Sehingga Air lambat menuju muara. Apalagi sungai Labasang dengan Sungai Matakali ini satu muara di Mampie sama-sama mengalami pendangkalan." Tegasnya.
Dilanjutkan Ketua Sahabat Penyu Kabupaten Polman, kondisi di daerah Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman, dalam waktu 5 tahun terakhir marak pembangunan kawasan perumahan.
Belum lagi terjadinya penyempitan badan Sungai menuju muara. Menyebabkan hujan dalam waktu 2 jam lebih akan mengalami Banjir.
"Banjir yang terjadi khususnya di Kecamatan Matakali ini, disebabkan maraknya pembangunan dan terjadinya penyempitan badan sungai menuju muara." Tuturnya.
Ditempat terpisah pj Bupati Kabupaten Polman, Muhammad Ilham Borahima, menyatakan, untuk menangani Banjir yang selalu terjadi di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman, setiap hujan turun, sudah mengusulkan bantuan Pemerintah Pusat.
Pengusulan ini melalui beberapa Kementerian dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, agar Mengalokasikan anggaran normalisasi sungai di Kecamatan Matakali, dengan anggaran minimal Rp. 70 Miliar Rupiah.
Sehingga dengan normalisasi itu dapat mendukung program pemerintah sebagai kawasan Swasembada Pangan. Sebab banjir yang terjadi selalu meredam lahan persawahan petani, menyebabkan selalu gagal panen, utamanya di Desa Tonro Lima, Kelurahan Matakali dan Desa Duampanua.
"Kami sudah mengusulkan bantuan keuangan di pemerintah pusat dan provinsi, anggaran Rp. 70 Miliar. Melakukan normalisasi sungai, cegah banjir selalu terjadi di Kecamatan Matakali." Bebernya.
Penulis: Nadi