Iklan


 

Akses ke Bulog lebih Sulit, Petani Jual Gabah ke Tengkulak

Jumat, 17 Januari 2025 | 19:18 WIB Last Updated 2025-01-17T11:18:24Z

Gabah hasil panen di tingkat petani masih menjual ke Tengkulak. Meskipun pemerintah telah menaikan harga pembelian gabah Rp. 6.500 perkilogram. (Foto : Nadi).

PolewaliTerkini.Net - MAKASSAR – Harga gabah di tingkat petani di wilayah Sulawesi Selatan, khusus di Kabupaten Soppeng, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp. 6.500 perkilogram. 


Dengan alasan tersebut, sehingga petani lebih memilih menjual hasil panennya kepada tengkulak. Opsi menjual ke tengkulak diambil petani, karena Perum Bulog (Bulog) belum turun langsung ke lapangan. 

 

Ketua Kelompok Tani Musang dari Desa Bulue, Kabupaten Soppeng, Rasidi, menyatakan. Petani menjual Gabah kering panen miliknya kepada tengkulak seharga Rp. 6.000 per kilogram. 


Alasan menjual karena hingga kini, Bulog tidak menyediakan layanan jemput bola dan sebaliknya petani pun tidak memiliki akses ke Bulog.


"Gabah yang kami hasilkan bersama anggota kelompok tani bisa mencapai 7 ton per hektare di atas lahan seluas 30 hektar. Namun, kami menjual ke tengkulak karena aksesnya lebih cepat. Kami bertransaksi di sawah langsung setelah panen." Tandasnya.


Sementara itu Penyuluh di Desa Bulue, Erni, menyatakan. Tengkulak bersedia menjemput gabah langsung ke petani, berbeda dengan Bulog yang mengharuskan petani membawa gabah ke lokasi lain.


"Bahkan sebelumnya, petani harus mengeluarkan biaya tambahan untuk jasa pengangkutan gabah menggunakan 'taksi' dengan tarif Rp. 15.000 hingga Rp. 25.000 per karung agar bisa menjangkau lokasi penjemputan tengkulak." Jelasnya.


Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Luwu, Penyuluh di Desa Senga Selatan, Syamsiah Saleh, menyebutkan. Hingga kini belum ada intervensi dari Bulog dalam menyerap gabah petani.


"Gabah kering panen di sini dihargai Rp. 5.800 per kilogram oleh pedagang lokal maupun dari luar daerah. Pada panen terakhir, petani di desa kami menghasilkan sekitar 60 ton gabah dari luas lahan 10 hektar, atau rata-rata 6 ton per hektare." Tegasnya.


Dilanjutkan Penyuluh di Desa Senga Selatan. Hasil panen menurun karena hanya sebagian petani yang menanam akibat kondisi pengairan yang belum stabil pasca banjir bandang, serta bendungan yang belum diperbaiki.


"Hasil panen menurun karena hanya sebagian petani yang menanam akibat kondisi pengairan yang belum stabil habis banjir." Ujarnya.


Ditempat berbeda di Kabupaten Gowa, Penyuluh Pertanian Desa Kampili, Margiyati, menyebutkan. Harga gabah kering panen hanya Rp. 6.000 per kilogram. 


Dimana tidak semua petani terinformasikan bahwa pemerintah telah menaikkan HPP dari Rp. 6.000 menjadi Rp. 6.500.


"Bulog tidak pernah duduk bersama petani saat panen tiba. Sehingga petani menjual hasil panen ke pedagang yang datang dari dalam maupun luar desa. Diharapkan dengan adanya HPP baru, peran Bulog dapat lebih optimal." Ungkapnya.


Sebelumnya, Selasa, 15 Januari 2025. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah secara resmi menetapkan HPP baru. 


Kebijakan ini diatur dalam Keputusan Bapanas Nomor 2 Tahun 2025, yang menetapkan kenaikan harga gabah dari sebelumnya Rp. 6.000 per kilogram menjadi Rp. 6.500 per kilogram. 


Kenaikan bertujuan untuk memberikan pendapatan yang lebih layak bagi petani sekaligus menjaga stabilitas pasokan beras nasional.


Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan untuk menaikkan HPP gabah pada rapat terbatas (ratas) bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada 30 Desember 2024 lalu. 


Saat itu, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan menyebutkan Presiden Prabowo Subianto memutuskan bahwa pemerintah akan menampung seluruh produksi gabah dan jagung dari petani dengan harga yang telah ditetapkan. 


"Hari ini kita mengambil keputusan bersejarah. Berapapun produksi gabah dan jagung petani akan ditampung sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah." Bebernya.


Penulis : Nadi

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Akses ke Bulog lebih Sulit, Petani Jual Gabah ke Tengkulak

Trending Now

Iklan

iklan