 |
| Sejumlah pengendara di Polman tidak mengisi BBM jenis Pertamax di SPBU Kabupaten Polewali Mandar. Takut BBM jenis Pertamax oplosan. (Foto : Nadi). |
PolewaliTerkini.Net - POLMAN - Pasca Kejaksaan Agung Republik Indonesia, menetapkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan. Tersangka dalam kasus oplosan atau mencampur Bahan Bakar Minyak (BMM) Jenis Pertalite menjadi Pertamax.
Membuat sejumlah pengendaraan yang akan beli BBM Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman). Tidak jadi membeli dan lebih memilih membeli BBM di sejumlah eceran, yang ada.
Pengendara, Sarman, menyatakan, dengan adanya praktik mengoplos BBM jenis RON 90 atau Pertalite menjadi RON 92 atau Pertamax. Dilakukan Direktur PT Pertamina Patra Niaga, yang dijadikan tersangka Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
Menyebabkan tidak mengisi BMM jenis Pertamax di SPBU di Kabupaten Polman, hari ini. Rabu, 26 Februari 2025. Karena takut BBM Jenis Pertamax, dapat merusak mesin kendaraan. Lebih memilih membeli BBM Pertalite di pengecer di luar jalanan.
"Tidak jadi beli Pertamax, di SPBU. Karena adanya penangkapan Direktur Pertamina Patra Niaga, mengoplos BBM Pertalite menjadi BBM jenis Pertamax. Takut mesin mobil rusak dan beli di pengecer saja Pertalite." Jelasnya.
Hal sama disampaikan pengendara, Bahar, mengatakan, tidak jadi beli BBM Jenis Pertamax di SPBU di Kabupaten Polman, karena takut BBM jenis Pertamax yang tersedia di SPBU.
Dia menduga masih BBM Jenis Pertamax oplosan yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga, yang berdampak pada mesin kendaraan.
Apalagi lanjutnya, saat ini, belum ada penjelasan dari petugas operator pengisian SPBU, tentang BBM jenis Pertamax yang dijualnya di SPBU. Pasca penangkapan Direktur PT Pertamina Patra Niaga, oleh Kejaksaan Agung.
"Saya takut membeli BBM jenis Pertamax di SPBU, jangan sampai berdampak kerusakan pada kendaraan. Dan petugas SPBU tidak ada penjelasan tentang BBM jenis Pertamax yang dijualnya." Tuturnya.
Penulis : Nadi
