Ketua Sahabat Penyu, Muhammad Yusri Menerima Bantuan Dari Kementerian |
Pertemuan di Rumah Penyu |
Rumah Penyu Pantai Mampie Polman |
BERITA TERKAIT : Berwisata Edukasi...! Tugu Penyu Mampie Polman Jadi Obyek Wisata Baru di Sulbar....
Kepala Seksi Jejaring konservasi direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) Ihsan Ramli, menyebutkan bantuan sarana dan prasarana merupakan satu unit bangunan rumah, berisi ruang pertemuan kelompok, perpustakaan, laboraturium konservasi mini, kantor administrasi.
Selain itu 3 unit Gesebo, Satu bank penangkaran tukik, papan informasi penangkaran tukik dan penyu, kamera, GPS dan Teropong diserahkan kepada Ketua Kelompok Sahabat Penyu, sesuai kebutuhan.
Bantuan sarana dan prasarana itu untuk meningkatkan kinerja dan terus bersemangat dalam melestarikan biota laut, yakni penyu.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat memperhatikan kelompok masyarakat penggerak konservasi di seluruh wilayah Indonesia, yang peduli terhadap biota-biota laut, utamanya hewan laut sangat langka dunia. Apalagi penyu, hewan laut jenis hanya tujuh didunia. Enam diantaranya di wilayah Indonesia. Maka itulah memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk medukung program pemerintah." Sebut Ihsan Ramli.
Ihsan menjelaskan selain bantuan sarana dan prasarana diberikan kepada kelompok Sahabat Penyu, juga mendapatkan pendidikan dan pelatihan penangkaran tukik yang modern. Sehingga hasil penangkaran tukik, lebih baik, sesuai dengan standar.
"Semua anggota Kelompok Sahabat Penyu dan masyarakat sekitar diberikan pendidikan dan pelatihan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, dengan tujuan metode konservasi penangkaran tukik lebih baik lagi. Termasuk dapat mengetahui dengan cepat penyu-penyu akan bertelur di pantai. Serta telur penyu dapat menetas secara sempurna tanpa cacat. Bengitu pula dapat memastikan dan penentuan hari menetasnya telur menjadi tukik." Kata Ihsan Ramli.
Sementara Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar, Andry Indryasworo Sukmoputro, alasan memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada kelompok Sahabat Penyu, karena selama 2 tahun terakhir Sahabat Penyu secara sukarela melakukan kegiatan sosial penangkaran tukik. Bahkan biaya pribadi di keluarkan untuk membeli telur penyu dari masyarakat, agar tidak dijual di pasar.
Selain Sahabat Penyu, juga aktif menyampaikan kepada nelayan, lembanga pemerintah, baik Kepolisian, Kejaksaan, Pemerintah Provinsi dan kabupaten Polman tentang pelestarian lingkungan hidup, utamanya biota-biota laut penyu.
Kelompok Sahabat Penyu, juga ikut memburu penyu hingga di perairan kabupaten Majene, demi penyu tidak dijual kepada perusahaan.
"Bantuan sarana dan prasarana diberikan baru untuk operasional kelompok Sahabat Penyu. Nantinya akan ditambah, karena program Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, akan menjadi lokasi konservasi, seperti kelompok Sahabat Penyu, sebagai daerah pemafaatan lingkungan hidup yang berproduksi. Dimana muncul usaha kelompok, berapa kerajinan dari limbah yang dibuang berupa cenderamata berupa, tas, dompet, gantungan kunci dan patung mediantur penyu." Katanya.
Ketua Sahabat Penyu, Muhammad Yusri, mengungkapkan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, semakin meningkat kinerja kelompok Sahabat Penyu, untuk lebih perlihatkan kepada masyarakat melestarikan penyu dari kepunahan. Apalagi biota penyu paling banyak di sepanjang pesisir sulawesi. Jika penyu punah dipastikan ikan juga akan semakin hari berkurang.
"Semua bantuan akan dipergunakan dan dijaga dengan baik. Sekaligus kinerja kelompok Sahabat Penyu, terus mengajak semua pihak, khususnya yang berada dipesisir dan perairan ikut bekerjasama melestarikan biota-biota laut penyu.” Kata Yusri.
Laporan : Nadi