Pelaku Memberikan Keterangan Kepada Media |
POLEWALITERKINI.NET – JOY (38), warga Desa Katumbangan, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengaku menghabisi nyawa AGUS karena sudah tersulut emosi atas masalah lokasi persawahan untuk mengembala itik (Bebek).
BERITA TERKAIT : BEREBUT LAHAN GEMBALA ITIK DI RUMPA, 1 ORANG PUN TEWAS TERTEBAS PARANG!
Pelaku pemarangan, Joy saat ditemui media mengatakan, peristiwa ini berawal saat pelaku sedang duduk di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP), kemudian korban datang dengan mengucapkan kata makian.
“Begini to, sementara ka’ duduk duduk di situ dia datang maki maki saya, bilang saya ini ke sini karena dia anu bebek di situ, na’ kasi ka’ yang punya lokasi to. Dia bilang saya juga.” Demikian detik detik perbincangan para pihak diceritakan pelaku JOY kepada polewaliterkini.net. Rabu (18/04/2018).
Ternyata perbincangan itu tak mengarah kepada kesepahaman, melainkan menjadi pemicu terjadinya pertengkaran mulut yang mengarah pada ajakan untuk melakukan perkelahian dengan mengunakan senjata tajam (Parang).
“Terus dia bilang mukira ka’ takut sama kau di. Mau ko anu, baku parang. Aku bilang jangan begitu, tapi na’ maju teruski. Na’ bilang terus mau ko’ baku parang na’, parangima ka’ kalau beraniko. 3 kali begitu, minta diparangi terus saya hantam mi.” Pertengkaran itu terjadi di pinggir area persawahan di sekitar lokasi kejadian. Cerita Joy.
Pelaku Joy pun seketika melakukan pemarangan dan mengenai pada bagian tangan korban, meski saat itu korban masih sempat mengatakan, tak jadi masalah tangannya yang tertebas parang, sehingga pelaku kembali mengarahkan parangnya ke bagian leher korban.
“Saya hantam mi’ pake parang, na’tangkis to’ kena’ tangannya. Terus korban bilang, apa ji kalau begini ji to, terus saya hantam lagi lehernya. Waktu kena’ lehernya dia bilang sudah mi sudah mi, kasi hidup ka’, tidak kupeduli mi karena sudah terlanjur.” Kata Joy kepada media.
Pelaku klaim lokasi persawahan tempat pengembalaan bebek itu sudah diberikan oleh om nya Bapak Acca, namun sebahagian lokasi itu bukan areal persawahannya. Dia juga menyebut bahwa bebek yang dipelihara sekira 60 ekor sementara korban sekitar 1000 ekor lebih.
BERITA TERKAIT : BEREBUT LAHAN GEMBALA ITIK DI RUMPA, 1 ORANG PUN TEWAS TERTEBAS PARANG!
Pelaku pemarangan, Joy saat ditemui media mengatakan, peristiwa ini berawal saat pelaku sedang duduk di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP), kemudian korban datang dengan mengucapkan kata makian.
“Begini to, sementara ka’ duduk duduk di situ dia datang maki maki saya, bilang saya ini ke sini karena dia anu bebek di situ, na’ kasi ka’ yang punya lokasi to. Dia bilang saya juga.” Demikian detik detik perbincangan para pihak diceritakan pelaku JOY kepada polewaliterkini.net. Rabu (18/04/2018).
Ternyata perbincangan itu tak mengarah kepada kesepahaman, melainkan menjadi pemicu terjadinya pertengkaran mulut yang mengarah pada ajakan untuk melakukan perkelahian dengan mengunakan senjata tajam (Parang).
“Terus dia bilang mukira ka’ takut sama kau di. Mau ko anu, baku parang. Aku bilang jangan begitu, tapi na’ maju teruski. Na’ bilang terus mau ko’ baku parang na’, parangima ka’ kalau beraniko. 3 kali begitu, minta diparangi terus saya hantam mi.” Pertengkaran itu terjadi di pinggir area persawahan di sekitar lokasi kejadian. Cerita Joy.
Pelaku Joy pun seketika melakukan pemarangan dan mengenai pada bagian tangan korban, meski saat itu korban masih sempat mengatakan, tak jadi masalah tangannya yang tertebas parang, sehingga pelaku kembali mengarahkan parangnya ke bagian leher korban.
“Saya hantam mi’ pake parang, na’tangkis to’ kena’ tangannya. Terus korban bilang, apa ji kalau begini ji to, terus saya hantam lagi lehernya. Waktu kena’ lehernya dia bilang sudah mi sudah mi, kasi hidup ka’, tidak kupeduli mi karena sudah terlanjur.” Kata Joy kepada media.
Pelaku klaim lokasi persawahan tempat pengembalaan bebek itu sudah diberikan oleh om nya Bapak Acca, namun sebahagian lokasi itu bukan areal persawahannya. Dia juga menyebut bahwa bebek yang dipelihara sekira 60 ekor sementara korban sekitar 1000 ekor lebih.
Laporan : Sukriwandi